Page 106 - SEMANTIK
P. 106

kelamin  pria’,  tetapi  juga  ‘pelajar  yang  berjenis  kelamin
             wanita’, sehubungan dengan semakin rendahnya frekuensi
             pemakaian  kata  mahasiswi  dan  siswi.  Fenomena  polisemi
             sebagai  alat  pencegah  lajunya  jumlah  kosakata  di  dalam
             bahasa  agaknya  merupakan  sumber  yang  paling  penting
             bagi perluasan makna sebuah kosakata. Kata kancil, buaya,
             bangsat, dsb. dengan adanya polisemi tidak hanya mengacu
             kepada  ‘binatang’,  tetapi  juga  orang-orang  yang  memiliki
             sebagian sifat yang menonjol dari binatang-binatang itu baik
             secara alami atau secara kultural.
                   Nama-nama  atau  istilah  kekerabatan  adalah  contoh-
             contoh lain kosakata dalam suatu bahasa yang mengalami
             perluasan  makna,  kata  adik,  kakak,  ibu,  saudara,  kakek,
             nenek,  dsb.  tidak  hanya  digunakan  untuk  mengacu  orang-
             orang  yang  memiliki  hubungan  darah,  tetapi  juga  orang-
             orang yang  tidak memiliki hubungan darah di dalam kasus
             apa saja.


             C.  Perubahan Makna Menyempit

                   Kata-kata  asing  seringkali  mengalami  penyempitan
             makna  dalam  bahasa  yang  menerimanya.  Kata  motor  di
             dalam  bahasa    aslinya    menunjukkan    pada    semua    alat
             penggerak. Di  dalam  bahasa  Indonesia, kata  ini  kemudian
             mengalami penyempitan makna, yakni ‘sepeda motor’. Kata
             kitab yang berasal dari bahasa Arab semula bermakna ‘semua
             jenis  buku’.  Pada    saat  sekarang  ini,  kata  kitab    hanya
             digunakan  untuk menunjuk ‘buku-buku suci atau buku-buku
             keagamaan’. Sementara itu, bahasa Indonesia menggunakan
             kata buku yang  dipungut  dari  bahasa  Belanda  boek  untuk
             menunjuk konsep lebih umum.



                                                         I Dewa Putu Wijana  95
                                                        Muhammad Rohmadi
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111