Page 102 - SEMANTIK
P. 102
penyebutan secara langsung kata-kata yang memiliki nilai
rasa kurang sopan. Di dalam sejumlah masyarakat di
Indonesia, pada masyarakat Jawa khususnya, pendidikan
berbahasa bahkan dipercayai dilakukan sebelum sang bayi
dilahirkan. Di dalam masyarakat Jawa, wanita yang sedang
hamil beserta suaminya berpantang melakukan tindakan-
tindakan tertentu, dan dilarang mengucapkan kata-kata yang
tidak senonoh demi keselamatan dan kemuliaan tabiat calon
bayinya kelak. Setelah sang bayi lahir ke dunia, pendidikan
terus berlangsung sehingga tidak mengherankan jika anak-
anak memiliki sejumlah kata khas mereka, dan sejumlah
di antaranya adakah kata-kata eufemistis. Misalnya, anak-
anak memiliki sejumlah kata yang mengacu pada aktivitas
buang air (pipis ‘buang air kecil’, eek ‘buang air besar’), tidur
(bubuk), pak pung (mandi).
Nama-nama beberapa binatang juga dihindari
penyebutan langsungnya, dan digantikan dengan bentuk
onomatopenya atau cara memanggilnya, misalnya anjing
diganti guguk, kambing diganti mbek, dan kucing diganti pus.
5. Sebagai Alat Penolak Bahaya
Ketenteraman dan kesejahteraan merupakan
aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Demi ketenteraman dan kesejahteraan ini, manusia rela
mengorbankan segala yang dimiliki dan harta kekayaannya,
dan bersedia pula melakukan aktivitas-aktivitas berat yang
memeras tenaga. Membangun rumah, mendirikan pagar,
sembahyang dan memuja Yang Kuasa, menyimpan hasil
panen, menabung untuk hari tua, dsb. adalah bagian kecil
usaha manusia untuk mendapatkan ketenteraman dan
kesejahteraan itu. Pemakaian sejumlah kata eufeminisme
I Dewa Putu Wijana 91
Muhammad Rohmadi