Page 21 - SEMANTIK
P. 21
Fenomena penggunaan deiksis secara tidak konvensional,
seperti (3), (4) dan (5) disebut pembalikan deiksis (deictik
reversal).
D. Makna, Maksud, dan Informasi
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa makna bersifat
internal. Jadi, unsur ini ada di dalam bahasa. Makna berbeda
dengan maksud dan informasi karena maksud dan informasi
bersifat luar bahasa. Maksud adalah elemen luar bahasa
yang bersumber dari pembicara, sedangkan informasi adalah
elemen luar bahasa yang bersumber dari isi tuturan. Maksud
bersifat subjektif, sedangkan informasi bersifat objektif. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada kalimat (6), (7), (8) dan (9) berikut:
6) Anak itu memang pandai. Nilai matematikanya 9.
7) Anak itu memang pandai. Nilai matematikanya saja
4,5. (8) Ayah membeli buku.
8) Buku ini dibeli ayah.
Kata pandai dalam kalimat (6) bermakna ‘pintar’ karena
secara internal memang kata pandai bermakna demikian.
Kata pandai dalam kalimat (7) yang bermakna internal
‘pintar’ dimaksudkan secara subjektif oleh penuturnya untuk
mengungkapkan bahwa dia bodoh. Pengungkapannya yang
bersifat subjektif inilah yang disebut maksud. Pandai yang
menyatakan ‘pintar’ pada kalimat (6) disebut makna linguistik
(linguistic meaning), sedangkan pandai yang menyatakan
‘bodoh’ pada kalimat (7) disebut makna penutur (speaker
meaning). Makna linguistik (makna) menjadi bahan kajian
semantik, sedangkan makna penutur (maksud) menjadi
bahan kajian pragmatik. Kalimat (8) jelas memiliki perbedaan
makna (gramatikal) dengan kalimat (9). Kalimat (8) adalah
SEMANTIK
10 Teori dan Analisis