Page 35 - SEMANTIK
P. 35
Wafat, gugur, dan mangkat lebih sopan dibandingkan
dengan meninggal, mampus, dan kiot.
4. Makna sebuah kata lebih liteler (bersifat kesastraan)
dibandingkan dengan pasangan sinonimnya. Kata bayu
lebih liteler dibandingkan dengan kata angin. Demikian
pula halnya dengan surya bila dibandingkan dengan
matahari, pustaka dengan buku, tirta dengan air, dan
kencana dengan emas. Oleh karena itulah, kalimat (3)
dan (4) terasa janggal diubah menjadi (5) dan (6).
3) Pembantu itu tidak jadi menjemur pakaian karena
tidak ada matahari.
4) Ali ingin pergi ke toko untuk membeli sebuah buku.
5) * Pembantu itu tidak jadi menjemur pakaian karena
tidak ada surya.
6) * Ali ingin pergi ke toko untuk membeli sebuah
pustaka.
Dalam hal ini, istilah literer hendaknya jangan dikacaukan
dengan istilah literal (sesuatu yang belum diterapkan
kepada hal yang lain). Untuk ini, periksa kembali 2.3.
5. Makna sebuah kata lebih kolokuial dibandingkan dengan
pasangan sinonimnya. Kata-kata yang memiliki makna
kolokuial hanya lazim digunakan dalam tuturan yang tidak
formal. Misalnya, kata bikin lebih kolokuial dibandingkan
dengan kata buat. Aku lebih kolokuial dibandingkan saya.
Ayah, ibu, dan bibi secara berturut-turut lebih formal bila
dibandingkan dengan papa, mami (mama), dan tante.
6. Salah satu anggota pasangan sinonim maknanya lebih
dialektal atau bersifat kedaerahan dibandingkan dengan
anggota pasangan yang lain. Kata kali memiliki makna
yang lebih dialektal dibandingkan dengan kata sungai.
SEMANTIK
24 Teori dan Analisis