Page 31 - SEMANTIK
P. 31
‘jujur’, ‘bersih’, ‘suci’, dsb. Selain itu semua, kata-kata di
dalam sebuah bahasa sering kali memiliki hubungan bentuk
secara kebetulan (aksidental) dengan kata lain, padahal
masing- masing tidak memperlihatkan hubungan makna. Kata
beruang yang bermakna ‘sejenis binatang berkaki empat,
hidup di kutub, dan pemakan daging’ memiliki hubungan
bentuk secara aksidental dengan kata beruang yang
bermakna ‘memiliki uang’ (dari ber- plus uang), dan beruang
yang bermakna ‘memiliki ruang’ (dari ber- plus ruang).
Berdasarkan penjelasan dari sekian banyak hubungan
bentuk dan makna yang ada, sejumlah di antaranya memiliki
kedudukan yang sentral di dalam semantik, yakni sinonimi,
antonimi, polisemi, homonimi, hiponimi, dan metonomi.
Poin-poin berikut akan menguraikan seluk beluk hubungan
bentuk dan makna tersebut.
B. Sinonimi
Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan
makna. Jadi, bentuk kebahasaan yang satu memiliki
kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang lain.
Bentuk-bentuk kebahasaan yang memiliki kesamaan makna
disebut bersinonim. Dalam bahasa Indonesia, kata ayah
bersinonim dengan bapak, papa, papi, dan babe. Kata
melihat bersinonim dengan kata memandang, menonton,
memeriksa, mengintip, mengintai, menengok, membesuk,
dsb. Kata membawa bersinonim dengan kata menggendong,
memanggul, memapah, menating, menjinjing, menjunjung ,
memikul, dsb.
Walaupun kata-kata bersinonim tersebut memiliki
kesamaan makna, tetapi makna itu tidak bersifat menyeluruh
(total). Kesinoniman yang menyeluruh (complete synonim)
SEMANTIK
20 Teori dan Analisis