Page 85 - SEMANTIK
P. 85

di dalam suatu  analisis komponensial. Hanya saja  semakin
          banyak komponen makna yang dapat diuraikan, semakin teliti
          pula sebuah kata dapat dirumuskan makanya. Akhirnya, dari
          komponen  makna  yang  lebih  umum  ke  komponen  makna
          yang  lebih khusus  dapat dirumuskan  definisi  atau  batasan
          sebuah kata. Dalam hal ini, perlu pula diketahui bahwa analisis
          komponensial  tidak  hanya  diperuntukkan  pada  kata-kata
          yang memiliki persamaan makna, tetapi juga untuk kata-kata
          yang termasuk ke dalam medan makna (semantic field) yang
          sama.


          B.  Model Analisis

               Analisis  komponensial  agaknya  diilhami  oleh  analisis
          ciri  pembeda  (distinctive  feature)  bunyi-bunyi  bahasa  di
          dalam  fonologi. Misalnya saja, bunyi /p/ dan /b/ keduanya
          memiliki ciri hambat (stop) dan bilabial. Yang membedakan
          keduanya adalah ciri tak  bersuara (voiveless)  dan bersuara
          (voiced). Bunyi / t/ dan /d/ keduanya memiliki ciri hambat dan
          apikoalveolar.  Yang  membedakan  keduanya  adalah  ciri  tak
          bersuara  dan bersuara.  Bila  ciri  kualitas  yang  dimiliki oleh
          sebuah bunyi dilambangkan dengan (+) dan ciri yang tidak
          bersuara  dilambangkan  dengan  (-),  analisis  ciri  pembeda
          keempat bunyi itu dapat digambarkan seperti bagan di bawah
          ini.

            BUNYI Bilabial Apikoalveolar Bersuara   Tidak bersuara
              p       +          -           -            +
              b       +          -           +            -
               t      -          +           -            +
              d       -          +           +            -



             SEMANTIK
          74 Teori dan Analisis
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90