Page 80 - SEMANTIK
P. 80
Proses disambiguasi dalam hal ini terjadi karena adanya
konteks, baik konteks yang bersifat lingual (kooteks) maupun
konteks yang bersifat pragmatis. Adapun yang dimaksud
dengan konteks adalah bentuk-bentuk lingual yang mengikuti
atau mendahului satuan lingual yang dibicarakan. Sementara
itu, yang dimaksud dengan konteks pragmatis adalah konteks
esktralingual pemakaian bahasa, seperti penutur dan lawan
tutur, tujuan tutur, waktu dan seting tuturan, serta benda-
benda yang ada di sekitar penutur dan lawan tutur beserta
efek-efek emotif yang ditimbulkan oleh peristiwa penuturan
itu. Jadi, secara singkat konteks dalam arti yang seluas-
luasnya adalah latar belakang pengetahuan (background
knowledge) yang dimiliki oleh penutur dan lawan tutur.
Dengan pengetahuan inilah, para pemakai memahami
dan menafsirkan makna tuturan yang dihadapinya. Untuk
mendukung pernyataan ini, ada baiknya disimak batasan
konteks yang dirumuskan oleh Speber & Wilson (1986: 16)
berikut ini:
“A cointext is a psychological construct, a subset
of the hearer’s assumtions about the word. It is these
assumptions of course, rather than the actual state of
the world that efect the interpretation of the utturance.
A context in these sense is not limited to information
about the immidiate pshysical environment or the
immidiately preceding utturances; expextation about
the future, scientific hypotheses or religious beliefs,
anecdotal memories, general cultural asumptions, beliefs
about the mental state of the speaker. Pay all play a role
in interpretation.” (Konteks adalah konstruk psikologis,
yang pada hakikatnya merupakan asumsi pendengar
I Dewa Putu Wijana 69
Muhammad Rohmadi