Page 12 - Buku PPh Pasal 21
P. 12

d.  Pajak dapat mengajukan permohonan banding ke Badan Peradilan Pajak dalam jangka

                      waktu 3 bulan sejak diterimanya surat keputusan terakhir dari Direktorat Jenderal Pajak.
                      Dalam  proses  ini,  Pemotong  Pajak  harus  memenuhi  persyaratan  dan  tata  cara  yang

                      ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.


                  Kewajiban Pemotong  Pajak
                  Berikut ini kewajiban pemotong pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

                  tentang Pajak Penghasilan.

                   a.  Setiap Pemotong pajak wajib mendaftarkan diri ke KPP (Kantor Pelayanan Pajak atau
                      Kantor Penyuluhan Pajak) setempat.

                   b.  Menerbitkan  Surat  Pemberitahuan  (SPT)  PPh  Pasal  21.  Pemotong  pajak  wajib
                      menerbitkan SPT PPh Pasal 21 yang berisi informasi mengenai pajak yang dipotong,

                      baik atas penghasilan pegawai tetap maupun tidak tetap. SPT ini harus disampaikan ke
                      kantor pajak paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pemotongan.

                   c.  Menyampaikan  Laporan  Pemotongan  Pajak  (LPP)  Selain  SPT  PPh  Pasal  21  dalam

                      bentuk format elektronik. LPP ini berisi informasi tentang nama dan NPWP penerima
                      penghasilan,  besaran  penghasilan  bruto,  besaran  pajak  yang  dipotong,  dan  lain

                      sebagainya. LPP harus disampaikan setiap bulan, paling lambat pada tanggal 20 bulan

                      berikutnya setelah masa pemotongan.
                   d.  Menyimpan Bukti Potong Pajak Pemotong pajak wajib menyimpan bukti potong pajak

                      selama  5  tahun  sejak  tanggal  SPT  PPh  Pasal  21  disampaikan.  Bukti  potong  pajak
                      meliputi Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang telah ditandatangani

                      oleh  penerima  penghasilan,  atau  surat  pernyataan  penerima  penghasilan  yang
                      menyatakan  bahwa  penghasilannya  tidak  termasuk  dalam  penghasilan  yang  dikenai

                      pajak.

                   e.  Melakukan Pelaporan SPT Tahunan Selain SPT PPh Pasal 21 dan LPP, pemotong pajak
                      juga wajib menyampaikan SPT Tahunan PPh orang pribadi (SPT 1770) yang berisi

                      informasi tentang penghasilan yang diterima oleh pegawai selama satu tahun pajak. SPT
                      Tahunan harus disampaikan paling lambat pada tanggal 31 Maret setiap tahun.

                   f.  Menyetor Pajak yang Telah Dipotong. Pemotong pajak juga wajib menyetor pajak yang

                      telah  dipotong  kepada  kas  negara  paling  lambat  pada  tanggal  10  bulan  berikutnya
                      setelah masa pemotongan. Jika terdapat kelebihan pembayaran, maka pemotong pajak

                      dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan tersebut pada bulan Februari
                      tahun berikutnya setelah tahun pajak berakhir.




                  8    Bab 3: Pemotong PPh Pasal 21
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17