Page 102 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 102
rakyat di Sigli dan sekitarnya. Pemberontakan itu, menurut dugaan Belanda, didalangi oleh TM Hasan. akhir kalimat ini tepuk tangan pun menggema di seluruh ruangan yang padat dengan manusia dan TM
Oleh karena itu Pemerintah Kolonial Belanda segera mengerahkan tentara untuk mencari TM Hasan di Hasan lega serta bangga atas keberhasilan tugas yang diembannya. 10
sekitar Sigli dan kalau tidak ditemukan akan diadakan penyelidikan lebih lanjut. Namun sebelum pencarian
dan penyelidikan selesai dilaksanakan, tentara Jepang telah lebih dahulu menduduki Indonesia. Belanda pun Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 22 Agustus 1945, TM Hasan diangkat menjadi
terpaksa harus menyerahkan kekuasaannya pada penguasa baru yang datang dari negara matahari terbit. 6 Gubernur Sumatera dengan ibukota provinsi di Medan. Ia lalu mengangkat residen dan walikota di
seluruh Sumatera. Ia pun menginstruksikan seluruh residen dan walikota bahwa terhitung tanggal 4
Selama masa pendudukan Jepang (1942-1945) berbagai kegiatan politik dibekukan oleh pihak militer Oktuber 1945 di setiap kantor, rumah penduduk, dan tempat keramaian harus dikibarkan bendera
Jepang. Kalaupun ada beberapa pemimpin Indonesia yang bergerak harus melakukannya secara diam- Merah Putih. Dalam rapat umum di Lapangan Fukuraido (sekarang Lapangan Merdeka) pada tanggal 4
diam, yang secara luas dikenal dengan istilah “kegiatan di bawah tanah”. Umumnya para pemimpin Oktober 1945 Gubernur Teuku Muhammad Hasan mengumumkan kembali Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada saat itu bekerja sama dengan pihak Jepang. Demikian juga halnya dengan TM Hasan. RI yang dibacakan Soekarno pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Kepada rakyat yang membanjiri Lapangan
Hal ini tidak berarti perjuangan mereka terhenti dan pudar. Taktik kerja sama yang dipraktekkan atas Merdeka ia meminta agar rela berkorban mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan RI. 11
dasar perhitungan situasi dan kondisi masa itu adalah semata-mata sebagai jalan keluar yang mungkin
ditempuh untuk menuju ke gerbang kemerdekaan. 7 Teuku Muhammad Hasan menjabat Gubernur Sumatera hingga 1948. Setelah itu, pada tahun 1948,
Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi, yakni Sumatera Utara dipimpin Sultan M Amin Nasution,
Pada masa penjajahan Jepang TM Hasan tetap berada di Medan dan bekerja di sejumlah tempat. Ketika Sumatera Tengah dipimpin Muhammad Nasroen, dan Sumatera Selatan dipimpin Mohammad Isa.
Jepang hendak angkat kaki dari Aceh pada tahun 1945 ia menjadi salah satu tokoh Aceh yang bersedia Selain menjadi Gubernur Sumatera Utara TM Hasan juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan
bergabung dengan para nasionalis di Jakarta. Sementara itu dalam usaha menjalin hubungan secara lebih Kebudayaan, Wakil Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia, dan Menteri Agama. Di samping
akrab dengan rakyat—tentu saja bagi kemenangan perang Asia Timur Raya—pemerintah militer Jepang itu ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial, seperti Ketua Umum Yayasan Rahmat Ilahi, Ketua Badan
mengadakan dua lembaga baru dalam badan pemerintah, yaitu Kantor Tinzukyoku (Kantor permohonan Penasihat Taman Iskandar Muda, Ketua Dewan Kantor Universitas Islam Jakarta yang dijabat sejak
rakyat kepada Gunseibu) dan Kantor Koseikyoku (Kantor Kemakmuran Rakyat). TM Hasan ditunjuk sebagai tahun 1950, dan masih banyak lagi. Semua itu semata-mata didorong oleh rasa tanggung jawabnya
kepala kedua kantor tersebut dengan tugas mempelajari semua surat permohonan rakyat yang dialamatkan kepada nusa dan bangsa tercinta. Atas jasa-jasa yang telah disumbangkannya itu rakyat dan Pemerintah
kepada gunseibu dan kemudian memberi pertimbangan atau saran sehubungan dengan permohonan Republik Indoensia memberi berbagai tanda penghargaan. Tanda kehormatan Satyalanjana Peringatan
tersebut. Dengan penempatannya sebagai kepala kedua kantor tersebut sekali lagi ia mendapat kesempatan Perdjuangan Kemerdekaan dan tanda jasa Bintang Gerilya dianugerahkan oleh Presiden/Panglima
secara lebih leluasa untuk mengabdi kepada rakyat yang sedang dalam keadaan sangat menderita. Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia masing-masing tertanggal 20 Mei 1961 dan 5 Oktober
1961. Sementara Dewan Harian Nasional Badan Penggerak Pembina Potensi Angkatan-45 dan
Pimpinan Pusat Taman Iskandar Muda menganugerahkan Piagam Penghargaan masing-masing tanggal
MASA KEMERDEKAAN
19 April 1982 (penyerahan secara resmi, piagam penghargaan bertanggal 1 April 1982) dan 12 Mei
Pada tanggal 7 Agustus 1945 Mr. Teuku Muhammad Hasan bersama dengan Dr. M. Amir dan Mr. A. 1982. Sementara itu Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan surat tertanggal 14 April 1982,
Abbas diangkat menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indoensia (PPKI) mewakili Sumatera. No. x811.611/2/SJ atas nama Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra, suatu
8
Bersamaan dengan pemberitahuan tentang pengangkatannya tersebut ia dan kedua temannya diundang bintang kehormatan tinggi yang memang patut dan berhak diterimanya.
untuk menghadiri sidang PPKI yang direncanakan akan diadakan pada tanggal 16 Agustus 1945. Untuk TM Hasan meninggal pada 21 September 1997. 12
memenuhi undangan tersebut tepat pada hari penyerahan Jepang kepada Sekutu, yakni tanggal 14
Agustus 1945, ia berangkat ke Jakarta dengan lebih dahulu singgah di Singapura karena direncanakan
bergabung dengan Bung Karno dan Bung Hatta yang sedang dalam perjalanan pulang dari Saigon.
Setiba di Jakarta keadaan sama sekali berubah. Sidang PPKI yang semula diadakan pada tanggal 16
Agustus 1945 di bawah pengawasan pemerintah militer Jepang batal. Jepang tentu tidak mungkin lagi
mencampuri urusan yang berkenaan dengan kemerdekaan Bangsa Indonesia. 9
Pada tanggal 30 September 1945 para pemuda yang digerakkan oleh Achmad Tahir, Sugondho
Kartoprodjo, dan beberapa yang lain mengadakan rapat besar di Gedung Pertemuan Taman Siswa,
Jalan Amplas, Medan. Pada rapat itu TM Hasan hadir dan memberi kata sambutan. Dalam rapat inilah
TM Hasan secara terbuka mengumumkan Proklamasi 17 Agustus 1945 kepada khalayak ramai. Dengan
semangat bergelora dan penuh keberanian ia mengemukakan bahwa “Indonesia Merdeka telah menjadi
kenyataan Proklamasi yang didengungkan oleh Bung Karno dan Bung Hatta ke seluruh dunia”. Sampai
6 Ibid., hlm. 47
7 Ibid., hlm. 50. 10 Ibid., hlm. 59.
8 Dzikry Subhani., Op.Cit. 11 Dzikry Subhani, Op.Cit.
9 Ibid., 52-53. 12 Ibid.
90 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 91