Page 211 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 211

Atas
                                                                                                             Menteri Pendidikan
                                                                                                             Pengajaran dan
                                                                                                             Kebudayaan
                                                                                                             (Sumber:
                                                                                                             Perpustakaan
                                                                                                             Nasional Republik
 inilah yang menjadi embrio Universitas Udayana, yang diresmikan berdirinya pada 17 Agustus 1962,            Indonesia)
 berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No.104/1962, tanggal 9 Agustus 1962. 4
                                                                                                             Tengah
 Masa pengabdiannya sebagai Menteri PP&K pada Kabinet Djuanda berakhir dengan Dekrit Presiden                Menteri P. D. dan. K.
 5 Juli 1959, sekaligus pula mengakhiri masa demokrasi liberal dengan sistem parlementernya. Demikian        berpidato di hadapan
                                                                                                             Anggota wajib
 pula struktur Kementrian PP&K dalam Kabinet Presidensial yang pertama kali dibentuk sejak Dekrit            latih di Senayan 15
 5 Juli 1959, yaitu Kabinet Kerja I (10 Juli 1959–18 Februari 1960), mengalami perubahan. Kementerian        Februari 1962
 yang mengurusi pendidikan dibagi menjadi tiga menteri muda, yaitu Menteri Muda Bidang Sosial                (Sumber:
                                                                                                             Perpustakaan
 Kulturil, Mentri Muda PP&K, dan Mentri Muda Urusan Pengerahan Tenaga Rakyat. Mentri Muda Sosial             Nasional Republik
                                                                                                             Indonesia)
 Kulturil dipercayakan kepada Dr. Prijono.
                                                                                                             Bawah
 Perubahan politik sejak Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli 1959 secara perlahan juga tampak pada iklim         Dari kiri ke kanan,
 pendidikan nasional. Perubahan tersebut terutama terletak pada “konsep” tujuan pendidikan nasional.         Prof. Sarwono
                                                                                                             Prawirohardjo
 UU No. 4/1950 dan UU No. 12/1954 menetapkan bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran adalah                   (Ketua MIPI),
 “Membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab               Lennart Mattson
                                                                                                             (Direktur UNESCO
 terhadap kesejahteraan masayarakat dan tanah air” (pasal 3). Setelah itu tujuan dan arah pendidikan         Coorporation Office
 nasional mengalami pergeseran seiring dengan iklim politik pemerintah Soekarno yang menganut                for Southeast Asia),
                                                                                                             Prof. Dr. Prijono
 sistem demokrasi terpimpin.                                                                                 (Menteri PP dan K),
                                                                                                             dan Brigjen Kosasih
 Secara politik kharisma Presiden Soekarno pada waktu itu memang sangat kuat, apalagi mendapat               (“Pangdan Jawa
                                                                                                             Barat)
 dukungan kuat pula dari Angkatan Darat, sehingga dekrit dan Manipol menjadi bahan “acuan” bagi              (Sumber foto: Berita
 Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  Sementara  (MPRS) yang  bersidang  pada  tahun  1960. Salah  satu         MIPI, Tahun IV, No.1,
                                                                                                             Februari 1960)
 produk MPRS, yaitu Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 tentang pendidikan nasional dan kebudayaan,
 menunjukkan pengaruh Presiden Soekarno ikut mewarnainya. Ketetapan (Tap) itu, khususnya Bab
 II  pasal  5, menyatakan, “Menyelenggarakan  kebijaksanaan  dan  sistem  pendidikan  nasional menuju
 ke arah pembentukan tenaga-tenaga ahli dalam pembangunan sesuai dengan syarat-syarat manusia
 sosialis Indonesia, yaitu berwatak luhur”. Kemudian pada pasal 2 ayat 1 menyebutkan, “Melaksanakan
 Manipol/USDEK di bidang mental/agama/kebudayaan dengan syarat spiritual dan material agar setiap
 warga  negara  dapat  mengembangkan  kepribadiannya  dan  kebangsaan  Indonesia  serta  menolak
 pengaruh-pengaruh buruk kebudayaan asing”. Selanjutnya terkait dengan pendidikan agama, Bab II
 pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah umum mulai
 sekolah rendah (SD) sampai universitas, dengan pengertian bahwa murid berhak tidak ikut serta dalam
 pendidikan agama jika wali/murid dewasa menyatakan keberatannya.”



 SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PANCA WARDHANA-PANCACINTA

 Prof. Dr. Prijono dapat dikatakan sebagai salah seorang loyalis Presiden Soekarno yang paling setia.
 Ketika pada upacara kenegaraan tanggal 17 Agustus 1959 Presiden mencetuskan tentang ditemukannya
 kembali revolusi kita (Rediscovery of our Revolution), yang kemudian oleh ketua Dewan Pertimbangan
 Agung (DPA) diberi nama Manifesto Politik (Manipol) serta ditambah dengan kata USDEK (Undang-
 undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kerakyatan),
 Prijono langsung menanggapi dan mengaitkan Manipol/USDEK dengan program-program pendidikan
 di lingkungan kementerian yang dipimpinnya. 5

 Waktu penyelenggaraan Musyawarah Besar Kepribadian Nasional di Salatiga, Jawa  Tengah, pada
 bulan Agustus 1960, Prijono  menyatakan bahwa  “Kita  bisa  dan kita  harus  membentuk identitas
 Indonesia modern, yang saya rasa belum terbentuk sedalam dan seluas sebagaimana mestinya, dengan
 menggunakan apa yang telah kita warisi dari nenek moyang kita, dengan cara yang konsisten, dengan
 Manifesto Politik dan USDEK”. Dengan cara ini, tambahnya, “identitas Indonesia modern akan menjadi
 identitas nasional Indonesia yang karakteristiknya diterima secara luas dan yang jiwanya sosialis.” 6




 198  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  199
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216