Page 22 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 22

terutama pengesahan amandemen UUD 1945 pasal 31 tentang pendidikan yang menyatakan bahwa:                                      Berbeda  dengan tiga  menteri sebelumnya, yakni Dr. Yahya  Muhaimin, Prof. A. Malik Fajar, dan
                                       negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnyya 20% dari Anggaran Pendapatan                                    Prof. Dr. Bambang Sudibyo—yang ketiganya berasal dari basis Muhammadiyah—Prof. Dr. Ir. Muhammad
                                       dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk                                       Nuh, DEA berasal dari NU. Ia dilantik menjadi Menteri Pendidikan Nasional pada Kabinet Indonesia
                                       memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.                                                                        Bersatu II di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2009–2014). Pada zamannyalah urusan
                                                                                                                                                                      kebudayaan yang sebelumnya bergabung pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dikembalikan
                                       Masa Yuwono menjadi sangat penting bagi pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah,
                                       khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bertumpu pada desentralisasi, yang                             lagi pengurusannya pada Kementerian Pendidikan Nasional. Oleh karena itu kementerian ini bernama
                                       kemudian lebih populer dengan istilah otonomi pendidikan dan kemudian berdampak pada kurikulum                                 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada masa kepemimpinan Nuh-lah jabatan Wakil Menteri
                                                                                                                                                                      diadakan, yang ketika itu di duduki oleh Prof. Fasli Jalal, tetapi kemudian ketika terjadi reshuffle kabinet
                                       muatan lokal. Pada masa Yuwono pulalah terjadi Perubahan IKIP secara besar-besaran menjadi universitas.
                                                                                                                                                                      Prof. Dr. Fasli Jalal diganti oleh dua orang, yakni Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S. yang menagani masalah
                                       Selepas Yuwono Sudarsono jabatan menteri pendidikan selanjutnya didominasi oleh tokoh-tokoh yang                               pendidikan dan Prof. Wiendu Nuryanti, Ph.D. yang mengurusi bidang kebudayaan. Keduanya dilantik
                                       didukung dua kekuatan besar organisasi Islam yang nonpolitik, yakni Yahya Muhaimin (Muhammadiyah),                             tanggal 19 Oktober 2011. Pengangkatan kedua Wakil Menteri tersebut tidak terlepas dari tugas berat
                                       Abdul Malik Fajar (Muhamamdiyah), Bambang Soedibyo (Muhammadiyah), Muhammad Nuh (Nahdlatul                                     yang dibebankan kepada Muh Nuh untuk segera menciptakan grand design pendidikan karakter bangsa.
                                       Ulama/NU), Anies Baswedan (Muhammadiyah) dan Muhajir Effendi (Muhammadiyah).
                                                                                                                                                                      Selepas Prof. Ir. Muhammad  Nuh jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diserahterimakan
                                       Yahya  Muhaimin mengawali kariernya  sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1999.                                     kepada  Dr. Anies  Baswedan. Berbeda  dengan menteri-menteri sebelumnya  Anies  adalah seorang
                                       Ketika itu Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diganti nama menjadi Departemen Pendidikan                                     akademisi yang juga tumbuh menjadi seorang aktivis yang memiliki berbagai kegiatan, yang hampir
                                       Nasional, yang mengakibatkan urusan kebudayaan pindah dan bergabung dengan pariwisata menjadi                                  seluruh kegiatannya berhubungan dengan pendidikan. Selama 21 bulan atau 1 tahun 9 bulan banyak
                                       Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Sementara itu situasi politik dalam negeri kurang kondusif                               ide besarnya tentang pendidikan tidak bisa terwujud. Gerakan “Indonesia Mengajar” dan program
                                       sebagai akibat kurang harmonisnya hubungan antara Presiden Abdul Rahman Wahid dengan berbagai                                  “Indonesia Pintar” yang merupakan payung dari seluruh kebijakannya dalam pembangunan pendidikan
                                       tokoh nasional lainnya, termasuk DPR RI. Hal ini berdampak secara langsung pada kinerja menteri-                               dan kebudayaan terpaksa berhenti di tengah jalan karena reshuffle kabinet pada Juli 2016 dan jabatannya
                                       menteri Kabinet Persatuan Nasional ketika itu, termasuk Yahya Muhaimin selaku Menteri Pendidikan                               harus diserahterimakan ke tangan Prof. Dr. Muhadjir Effendy pada tanggal 27 Juli 2016.
                                       Nasional yang terpaksa mengakhiri masa tugasnya seiring berhentinya Presiden Abdul Rahman Wahid
                                       selaku Presiden pada tanggal 9 Agustus 1999.                                                                                   Sejak dilantik pada tanggal 27 Juli 2016, selama dua tahun empat bulan masa jabatan, Prof. Muhadjir
                                                                                                                                                                      Effendy disibukkan penerapan kebijakannya yang sangat sterategis untuk pembangunan pendidikan dan
                                       Ketika Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden dan membentuk Kabinet Gotong Royong (2001–                                      kebudayaan Indonesia, antara lain memperkenalkan voucher biaya sekolah atau Rekening Tabungan
                                       2004), Prof. Abdul Malik Fajar diangkat menjadi Menteri Pendidikan Nasional. Salah satu gebrakan                               Pendidikan, yang  bertujuan untuk meningkatkan prestasi akademik pada  siswa  dan menghindari
                                       Malik Fajar adalah lahirnya UU Sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas) 2003. UU ini dinilai sangat                              kemungkinan adanya korupsi dalam penyelenggaraan pendidikan. Selain itu ia juga memperkenalkan
                                       reformatif karena memuat berbagai aturan sebagai tanggapan atas tuntutan keterbukaan, pendidikan                               kebijakan full day school, yang dianggapnya dapat meningkatkan penguatan karakter peserta didik.
                                       harus futuristik, memandang jauh ke depan akan tetapi tidak boleh mengabaikan nilai-nilai esensi
                                       budaya sebagai warisan dari generasi ke generasi berikutnya. Ia bahkan menyebut bahwa “pendidikan                              Kebijakan  full day  school  mengundang kontroversi  karena ditentang  dan ditolak  keras  Prof.  Ir.
                                       harus berakar kuat pada nilai sejarah masa lalu”.                                                                              Muhammad  Nuh,  Menteri  Pendidikan  dan  Kebudayaan  sebelumnya,  yang  membawakan  suara
                                                                                                                                                                      penolakan dari NU. Masalah menarik lain yang mewarnai kebijakan Prof. Muhadjir adalah pencapaian
                                       Selepas Prof. Malik Fajar jabatan Menteri Pendidikan Nasional tetap dipegang oleh aktivis organisasi                           Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun 2017 yang dinilai sangat buruk, di samping isu yang
                                       sosial berbasis keagamaan Muhammadiyah, yakni Prof. Dr. Bambang Sudibyo. Ia bukan hanya aktivis                                mengemuka bahwa mutu pendidikan nasional untuk jenjang SMP dan SMA mengalami penurunan
                                       Muhammadiyah, tetapi juga seorang petinggi Partai Amanat Nasional (PAN) dengan jabatan Ketua                                   massif. Berdasarkan atas realitas itu Prof. Muhadjir Effendy melakukan kebijakan moratorium UN
                                       Dewan Ekonomi. Bambang Sudibyo merupakan salah seorang yang ikut mendirikan PAN dan sekaligus                                  yang kemudian dianulir oleh Presiden Joko Widodo dengan tetap menyelenggarakan UN sebagai
                                       menjadi anggota Majelis Amanat Rakyat (MAR). Ketika menjadi Menteri Pendidikan Nasional ia                                     parameter kelulusan. Duapuluh delapan bulan selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.
                                       menekankan pada pendidikan transformatif yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak                                    Muhadjir Effendy telah melakukan banyak hal tentang pembangunan pendidikan dan kebudayaan
                                       perubahan masyarakat maju. Pemikiran dan gagasan Bambang Sudibyo ini sebenarnya berakar dari                                   yang masih berlangsung hingga saat ini.
                                       pandangan Muhammadiyah dalam transformasi pendidikan yang dasar-dasarnya telah diletakan oleh
                                       K.H. Ahmad Dahlan, Pendiri Muhammadiyah, bahwa tujuan pendidikan adalah lahirnya manusia-                                      Ketigapuluh tujuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengikuti pergantian kabinet/kekuasaan silih berganti
                                       manusia baru yang mampu tampil sebagai ulama intelek dan intelek ulama, yaitu seorang Muslim yang                              dalam  rentang  perjalanan  sejarah  Indonesia  yang  sangat  panjang  selama  73  tahun  (1945–2018)  dengan
                                       memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani.                                                           penggantian kabinet sebanyak 41 kali, dimulai dari Kabinet Presidensial (9 September 1945–14 November 1945)
                                                                                                                                                                       di bawah Ir. Soekarno sampai dengan Kabinet Kerja di bawah Presiden Joko Widodo (27 Oktober 2014–
                                       Salah satu programnya yang sangat strategis adalah program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).                                  sekarang). Dinamika sejarah yang panjang itu memperlihatkan sebuah panorama yang beraneka warna
                                       Program ini ditunjukkan Pemerintah untuk memberi bantuan operasional sekolah yang berperan dalam                               tentang berbagai kebijakan yang diterapkan untuk pembangunan pendidikan dan kebudayaan di Indonesia.
                                       pencapaian-pencapaian ketuntasan wajib belajar. Selain itu ia juga menerbitkan Peraturan Menteri
                                       tentang Sertifikasi Guru dalam jabatan. Melalui kebijakan ini Kementerian Pendidikan Nasional akan                             Beraneka kebijakan yang sudah dilakukan ada yang melanjutkan kebijakan secara utuh program menteri
                                       memiliki tenaga  pendidik/guru  yang  terakreditasi.  Hal ini sangat  penting  karena  mutu  guru/tenaga                       sebelumnya, ada yang hanya mengambil ide kebijakannya saja kemudian memformulasikannya dalam
                                       pendidik berhubungan langsung dengan kualitas murid/siswa yang dihasilkan.                                                     bentuk baru, ada yang menolak kebijakan sebelumnya dan menciptakan kebijakan baru yang serupa




                             10   MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  11
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27