Page 24 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 24
tapi tak sama, ada yang sama sekali menciptakan sesuatu yang baru dan mengundang pro-kontra 4. Era Reformasi
keras. Keanekaragaman kebijakan itu pada dasarnya adalah tanggapan para menteri terhadap irama Era reformasi ditandai dengan dibentuknya Kabinet Reformasi Pembangunan oleh
zaman yang berbeda-beda, serta tuntutan masyarakat mengenai kebutuhan pendidikan dan sentuhan BJ. Habibie 21 Mei 1998–26 Oktober 1999. Sangat banyak variasi dan kebijakan yang berganti
kebudayaan yang selalu harus diaktualkan. secara cepat ketika itu. Pada masa kabinet parlementer pergantian kabinet sangat cepat dengan
jatuh bangunnya kabinet, sejak 19 agustus 1945 s/d 5 juli 1959, yang secara langsung menyebabkan
Namun demikian dari semua varian kebijakan yang silih berganti dari era yang satu ke era yang lain ada terjadinya penggantian menteri-menteri pendidikan dan kebudayaan, namun hampir tidak
benang merah yang membentang dari hulu. Berawal dari buah renungan Ki Hajar Dewantara ing ngarsa tampak adanya perubahan yang mendasar tentang arah dan tujuan dan kebijakan yang diterapkan
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Benang merah ini bertaut melintas zaman di bidang pendidikan dan kebudayaan karena kerangka pemikiran Ki Hajar Dewantara
hingga ke tujuan pendidikan nasional seperti yang sedang berproses hari ini: mencerdaskan kehidupan selalu menjadi rujukan dari semua Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Kabinet mana pun.
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa Peran Taman Siswa sangat besar, karena idealisme Pendidikan Taman Siswa dapat menembus
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sekat partai dan kabinet mana pun.
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta menjadi warga negara yang Lain halnya pada era Reformasi. Pergantian kabinet berdampak pada penggantian presiden
demokratis dan bertanggung jawab. dan pergantian menteri, artinya program-program pun berganti secara cepat mengikuti
kebijakan-kebijakan penguasa yang juga silih berganti, antara lain
a) Kabinet Reformasi Pembangunan (21 Mei 1998–26 Oktober 1999) di bawah Presiden
SKEMA PEMIKIRAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BJ. Habibie.
1. Era Menteri Kebudayaan 19 Agustus 1945–5 Juli 1959 didominasi oleh program yang b) Kabinet Persatuan Nasional 25 Oktober 1999–2001 Presiden Abdul Rahman Wahid.
berlandaskan pada semangat mencari identitas pendidikan Nasional dan pembangunan c) Kabinet Gotong Royong 9 Agustus 2001–2004 Presiden Megawati Soekarnoputri.
kebudayaan yang berasal dari puncak-puncak Kebudayaan Daerah: d) Kabinet Indonesia Bersatu I–II Presiden Susilo Bambang Yudoyono 21 Oktober 2004–2014.
Pandangan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan kebudayaan menjadi arus utama arah e) Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo 27 Oktober–sekarang.
pembangunan, Pendidikan dan Kebudayaan
2. Era Demokrasi Terpimpin
Tanggal 5 Juli 1959, Presiden Soekarno menyampaikan Dekrit kembali ke UUD 1945. Dekrit ini
diikuti dengan pembentukan Kabinet Kerja I–IV (1959–1966), Kabinet Dwikora I–II (1964–1966),
Kabinet Ampera I (25 Juli 1966–17 Oktober 1967). Masa ini disebut masa Demokrasi Terpimpin,
disebut juga dengan Orde Lama, sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai dengan lahirnya Orde
Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Pada masa Demokrasi Terpimpin inilah
Prof. Dr. Prijono menjadi Menko Pendidikan dan Kebudayaan, yang membawahi dua kementerian
yang mengurusi pendidikan dan kebudayaan, yakni:
a) Menteri Pendidikan Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP), dan
b) Menteri Pendidikan dasar dan Kebudayaan.
Hampir semua kegiatan di kedua kementerian ini didominasi oleh pemikiran Bung Karno
tentang pembangunan manusia Indonesia masa depan, yang diterjemahkan oleh Prof.
Prijono dalam sebuah rancangan tentang landasan pendidikan nasional yang disebutnya
Panca Wardhana, terdiri atas:
a) perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral, nasional/internasional keagamaan,
b) perkembangan intelegensia,
c) perkembangan emosional, artistik, atau rasa keharuan dan keindahan lahir batin,
d) perkembangan kerajinan tangan, serta
e) perkembangan jasmani.
3. Era Orde Baru
Masa ini diawali dengan dibentuknya Kabinet Pembangunan I s/d VII, berlangsung mulai
6 Juni 1968 hingga 21 Mei 1998. Pergantian kabinet yang menyebabkan penggantian
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tetapi presidennya tetap satu orang, yaitu
Presiden Soeharto. Jadi dapat dikatakan bahwa semua Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
kebijakan pembangunan di bidang pendidikan dan kebudayaan ditujukan untuk menyebar
luaskan pandangan Presiden Soeharto di bidang pendidikan dan kebudayaan, bahkan juga
diperuntukkan menjaga kelanggengan kekuasaan Orde Baru.
12 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 13