Page 247 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 247

T
                                                                                                             Atasoyib Hadiwijaya
                                                                                                             bersama Presiden
                                                                                                             Keluarga besar
                                                                                                             Soekarno dan Ibu
                                                                                                             Raden Mas
                                                                                                             Negara setelah
                                                                                                             Reksohadiprodjo.
                                                                                                             pelantikan sebagai
                                                                                                             Moh. Said berdiri di
                                                                                                             Duta Besar Belgia di
                                                                                                             sebelah ujung kanan.
                                                                                                             Istana Negara, 1964
 tercapainya  masyarakat  sosialis  Indonesia  yang  adil  dan  makmur  secara  material  dan  spiritual     (Sumber: koleksi
                                                                                                             (Sumber: Repro
                                                                                                             keluarga Ny.
                                                                                                             Tegipitoyo, dalam
 berdasarkan Pancasila. Mayoritas mahasiswa akademi tersebut berasal dari angkatan bersenjata.               Otobiografi Toyib
                                                                                                             Hadiwijaya)
                                                                                                             Moehkardi, hlm. 116)
 Tidak selamanya ia berpendapat bahwa universitas harus terbebas dari unsur-unsur politis. Ketika
                                                                                                             Tengah
 mengunjungi Universitas Nusa Cendana di Kupang dalam rangka peninjauan ruangan tambahan pada
                                                                                                             Moh.Said (memangku
 tanggal 2 Januari 1964, Menteri Toyib didampingi Rektor UGM Professor Herman Johannes  dan                  anak) saat tinggal
                                                                                                             di rumah Iso di
 Rektor Universitas Nusa Cendana. Dalam pidatonya ia menyerukan pembentukan Resimen Mahasiswa                Semarang.
 (Menwa) dalam rangka mendukung program politik Presiden Soekarno melawan imperialisme baru                  (Sumber: koleksi
 dalam bentuk pendirian negara Malaysia serta untuk memperkuat pertahanan dalam negeri.  Akan                pribadi Dra.
 41
                                                                                                             Handarti, dalam
 tetapi seruan ini barangkali dapat dimaknai pula bahwa mahasiswa seharusnya memiliki karakter               Moehkardi,
 dan jati diri kebangsaan yang kuat untuk menangkal kekuatan dari luar yang berpotensi mengancam             1982/1983: 116)
 keselamatan negara.                                                                                         Bawah
                                                                                                             Pernikahan Moh.Said
 Departemen PTIP, sebagaimana tujuan awal didirikan sebagai penyelenggara pelaksanaan Manipol di             dengan Sugiarti 1956
 bidang pengajaran tinggi, juga mempunyai tugas mengawasi dan mengaudit keberadaan universitas dan           (Sumber: Ny.
 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Adanya kesadaran bahwa pendidikan tinggi merupakan              Sugiarti Moh.Said,
                                                                                                             dalam Moehkardi,
 langkah awal meniti karier, ketika itu banyak pihak mendirikan yayasan yang di kemudian hari berkembang     1982/1983: 120)
 menjadi universitas ataupun sekolah tinggi swasta. Beberapa di antaranya memanfaatkan kesempatan
 tersebut untuk tujuan komersialisasi kampus, sementara tidak ada kualitas pendidikan yang diberikan.

 Atas dasar keadaan itu Toyib melakukan langkah-langkah untuk mengorganisir pendirian perguruan
 tinggi-perguruan tinggi swasta tersebut. Sebagai contoh, surat kabar  Suluh Indonesia tertanggal
 23 Januari 1964 melaporkan bahwa Universitas Sawerigading yang berpusat di Makassar menyelenggarakan
 pendidikan tinggi dengan membuka beberapa cabang di Riau dan Jakarta. Tim dari Departemen PTIP
 terjun dan menyelidiki langsung. Penyelidikan tersebut menemukan bahwa “Universitas Sawerigading”
 hanyalah sebuah yayasan yang sama sekali tidak mempunyai syarat-syarat sebagai perguruan tinggi
 karena tidak mempunyai ruang kelas, laboratorium, bahkan kuliahnya hampir tidak ada, tetapi yayasan
 ini memungut biaya kepada mahasiswa dan memberikan gelar B.A. atau sarjana muda kepada beberapa
 lulusannya.  Pihak yayasan membantah bahwa universitas mereka tidak memenuhi standar.
 42
 Hal ini merugikan masyarakat yang ingin menempuh pendidikan tinggi. Oleh karena itu pemerintah
 memberikan teguran keras  kepada  perguruan tinggi yang  melanggar Pasal 25-27 Undang-undang
 No. 22 Tahun 1961 Tentang Perguruan Tinggi tersebut. Pemerintah meragukan keabsahan gelarnya
 (juga mutu pendidikannya), selain itu tidak ada jaminan lulusannya setia terhadap Pancasila dan Manipol
 sebagaimana dikehendaki dalam undang-undang. Di samping itu universitas yang berpusat di Makassar
 tersebut tidak memiliki akta notaris. Menteri Toyib pun memerintahkan agar universitas mematuhi
 peraturan perundangan yang berlaku. 43

 Pada kesempatan lain Toyib mengatakan bahwa perguruan tinggi harus menjadi alat perjuangan
 44
 dan pengemban amanat penderitaan rakyat (Ampera).  Dalam menyusun atau membuat keputusan
 yang berkaitan dengan perguruan tinggi harus didasarkan pada tiga pokok pikir yang masing-masing
 berupa dasar idiil, fisik, dan mental. Dalam pidato pembukaan rapat penyusunan konferensi kerja
 perumusan rancangan pelaksanaan UU PT di Wisma Hasta Senayan, ia menekankan bahwa pokok
 pikiran atas dasar idiil haruslah berdasarkan Pancasila dan berhaluan Manipol serta bertujuan untuk
 menjadikan perguruan tinggi sebagai alat perjuangan dan pengemban Ampera. Bahwa kebebasan
 akademik yang meliputi kebebasan belajar, kebebasan memasuki perguruan tinggi bagi pemegang
 ijazah SMA, kebebasan mengajar, kebebasan ilmiah, dan kebebasan mimbar akademik, harus
 didasarkan pada tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan bangsa dan kepribadian nasional. Pada
 akhirnya ia menekankan bahwa perubahan-perubahan akademik di perguruan tinggi harus didasarkan
 pada kebutuhan bangsa.




 234  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  235
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252