Page 301 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 301
ENDNOTES
1 Catatan:
Moehkardi, Mohammad Said Reksohadiprodjo, Hasil Karya dan Pengabdiannya, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1982/1983), hlm.1.
2 Iso melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Pertanian Tinggi di Wageningen, Belanda, dan berhasil mendapatkan gelar Insinyur
Pertanian. Ia juga menjadi guru besar di Universitas Gadjah Mada. Moekhardi, ibid., hlm. 5.
3 ibid.
4 S.Sumardi,dkk., Menteri-menteri Pendidikan dan Kebudayaan Sejak Tahun 1966, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1984), hlm. 24
5 ibid., hlm. 25.
6 Moehkardi, 1982/1983: 9.
7 Yayasan Idayu, Mohammad Said Reksohadiprodjo di Mata Sahabatnya, (Jakarta: Yayasan Idayu, 1979), hlm. 138)
8 Soli Deo Honor merupakan bahasa latin yang artinya ‘hanya bagi Tuhanlah segala kehormatan’. Kata-kata tersebut didapat Moh. Said
dari depan gereja Katholik Bangkong, Semarang, yang dilewatinya saat bersekolah di HBS Semarang. S. Sumardi,dkk., op.cit., hlm. 26;
Moehkardi, op.cit., hlm. 21.
9 Moehkardi, op.cit., hlm. 22-23.
10 Ibid, hlm. 9.
11 S. Sumardi,dkk., op.cit., hlm. 26-28.
12 S. Sumardi,dkk., ibid., hlm. 26-27; Moehkardi, op.cit., hlm. 37.
13 S. Sumardi,dkk., ibid, hlm.31.
14 Yayasan Idayu, op.cit., hlm. 56-57.
15 Yayasan Idayu, op.cit., hlm. 64)
16 Moehkardi, op.cit., hlm. 8-9.
17 Ibid, hlm.19.
18 Ibid, hlm.44.
19 Abdurrachman menemukan terminologi aliran filsafat personalisme dari ensiklopedi pemikiran modern yang ia baca dan menunjukkan
secara jelas ciri-ciri pemikiran Moh. Said selama ini. Menurutnya Moh. Said menyetujui pemberian terminologi tersebut pada tahun
1970-an. Menurutnya personalisme mempunyai sisi kemasyarakatan, di mana menurut Emmanuel Mounier, di Perancis personalisme
sebagai gerakan lahir dari dalam krisis dunia 1929 (di Indonesia pernah disebut sebagai zaman meleset=malaise). Krisis tersebut
mendapatkan dua respon, yaitu kaum marxis dan moralis. Kaum marxis menilai krisis adalah akibat masalah ekonomi, oleh karena
itu struktur ekonomi harus diubah dan penyakitnya dapat diatasi. Kaum moralis sendiri menyatakan bahwa krisis adalah akibat dari
krisis manusia, krisis moral dan nilai-nilai dan karena itu manusialah yang mula-mula harus diubah dan masyarakat akan sembuh dari
penyakitnya. Kedua pendekatan itu dianggap kurang memuaskan bagi personalisme, di mana menurutnya situasi krisis ialah tanggung
jawab Manusia sebagai dasar.” Ki Mohamad Said Reksohadiprodjo, Masalah Pendidikan Nasional, Beberapa Sumbangan Pikiran. (Jakarta:
Haji Masagung, 1989), hlm. viii-ix.
20 ibid., hlm. ix.
21 Moh. Said Reksohadiprodjo, “Taman Siswa dan Alam Gagasannya”, dalam “50 Tahun Taman Siswa”, (Yogyakarta: Majelis Luhur
Taman Siswa Yogyakarta, 1976), hlm. 166.
22 S. Sumardi, dkk., op.cit., hlm. 31.
23 Ki Mohamad Said Reksohadiprodjo, Masalah Pendidikan Nasional, Beberapa Sumbangan Pikiran. (Jakarta: Haji Masagung, 1989).
24 Wawancara Ny.Sugiarti Moh.Said, dalam Moehkardi, op.cit., hlm. 40.
25 S.Sumardi, dkk.op.cit., hlm. 28.
26 Ibid., hlm. 29.
27 Kabinet ini merupakan kabinet peralihan dari pemerintahan Soekarno atau disebut Orde Lama ke pemeritahan Orde Baru dengan
tiga tokoh baru, yaitu Adam Malik, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Letnan Jenderal Soeharto.ibid.
28 Yayasan Idayu, op.cit., hlm. 43.
29 S.Sumardi, dkk.op.cit., hlm. 29.
30 Ibid., hlm. 29-30.
31 Ibid, .hlm. 30.
32 Ibid., hlm. 47.
33 ibid., hlm.30.
34 Lembaga tersebut merupakan lembaga negara non-departemen dengan tugas memberikan nasehat kepada presiden dalam
pemerintahannya. ibid., hlm. 31.
35 Ibid., hlm.32.
288 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 289