Page 296 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 296

Atas
                          Moh. Said melakukan
                          aktivitas Yoga
                          (Sumber: Repro
                          buku Mohammad
                          Said Reksohadiprodjo,
                          Hasil Karya dan
                          Pengabdiannya)                                                                                                                                     “Sesungguhnyalah Moh. Said tumbuh bersama tahap-tahap
                                                                                                                                                                             krisis dalam sejarah masyarakat Indonesia; nasionalisme
                          Tengah
                          Mempersiapkan                                                                                                                                      dan pergerakan nasional dikenalnya dari perbincangan
                          peringatan Hari                                                                                                                                    dengan kakak kelasnya Mukarto (di kemudian hari pernah
                          Pendidikan Nasional
                          tahun 1963. Dari                                                                                                                                   menjadi Menteri Luar Negeri dan duta besar RI) ketika di
                          kiri: 1. Ki Urip, 2. Ki
                          Supardo S.H., 3. Ki                                                                                                                                HBS, demikian juga aliran teosofi yang tujuan pertamanya
                          Sadjarwa S.H., 4. Ki
                          Imam Sukemi, 5. Ki                                                                                                                                 ialah “Membentuk suatu inti persaudaraan kemanusiaan,
                          Moh Said
                          (Sumber: Koleksi                                                                                                                                   tanpa memandang ras, keperayaan, jenis  kelamin, kasta
                          1-78, Proyek
                          Digitalisasi                                                                                                                                       atau warna kulit”. Aliran teosofi sangat populer di
                          Tamansiswa)                                                                                                                                                                                20
                                                                                                                                                                             lingkungan masyarakat jajahan.”
                          Bawah
                          Nyi Hadjar
                          menghadiri undangan
                          pada peringatan Hari                                                                                                                    Sebagai pamong Taman Siswa Moh. Said betul-betul menerapkan seluruh ajaran Taman Siswa dengan
                          Pendidikan Nasional
                          pada tahun 1963 di                                                                                                                      sepenuh hati. Ia terus mengusahakan cita-cita Taman Siswa untuk menciptakan manusia yang merdeka.
                          Jakarta, di lapangan
                          terbang Halim                                                                                                                           Mamayuhayu salira, mamayuhayu bangsa, mamayuhayu manungsa merupakan hal yang terus menjadi
                          Perdanakusuma                                                                                                                           pegangan hidupnya. 21
                          disambut oleh
                          Ki Moh Said, Ki
                          Sutarto, Ki Sudiro,                                                                                                                     Selain sebagai pendidik, Moh. Said banyak membaca dan menulis. Pemikiran-pemikirannya tentang
                          H. Abdulgani                                                                                                                            Taman Siswa banyak diterbitkan dalam majalah Poesara, surat kabar, dan buku. Tulisannya mengangkat
                          (Sumber: Koleksi                                                                                                                        tema-tema  pendidikan  dan  kebudayaan,  seperti  peran  keluarga  dalam  pendidikan,  pembinaan
                          1-78, Proyek
                          Digitalisasi                                                                                                                            generasi muda  dan kenakalan  remaja, pendidikan  seks, pendidikan Pancasila  dan  P4, kepanduan,
                          Tamansiswa)
                                                                                                                                                                  dan kewiraswastaan.  Salah satu buku yang berisi tulisan-tulisan pilihan Moh. Said berjudul Masalah
                                                                                                                                                                                     22
                                                                                                                                                                  Pendidikan  Nasional,  Beberapa  Sumbangan  Pikiran.   Buku-buku  bacaan  Moh. Said  terkumpul dalam
                                                                                                                                                                                                               23
                                                                                                                                                                  perpustakaan kecil di rumahnya, yang sebagian oleh-oleh teman-temannya saat berkunjung ke luar
                                                                                                                                                                  negeri. Ia seringkali membawa buku dalam berbagai aktivitasnya.  Hobi lain yang sering dilakukan oleh
                                                                                                                                                                                                                           24
                                                                                                                                                                  Moh. Said ialah berkebun dan yoga. Di kebunnya ia menanam sayur-sayuran dan bunga. Olah raga yoga
                                                                                                                                                                  membuat tubuhnya tetap bugar hingga hari tuanya.



                                                                                                                                                                  KEBIJAKAN DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

                                                                                                                                                                  Pengalaman dan keahlian Moh. Said  dalam  bidang  pendidikan dan kebudayaan tidak diragukan. Ia
                                                                                                                                                                  terlibat dalam berbagai kegiatan di kedua bidang tersebut, baik di dalam maupun di luar Taman Siswa.
                                                                                                                                                                  Saat Prof. Prijono menjabat menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K), Moh. Said
                                                                                                                                                                  mengajukan usul untuk menjadikan tanggal 26 April (wafatnya Ki Hadjar Dewantara) sebagai Hari
                                                                                                                                                                  Pendidikan Nasional sekaligus memperingati jasa-jasa beliau. Usul Moh. Said tersebut diterima melalui
                                                                                                                                                                  Surat Keputusan (SK) Presiden No. 316/1959 dengan perubahan: tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara 2
                                                                                                                                                                  Mei yang ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
                                                                                                                                                                                                                   25
                                                                                                                                                                  Menjelang  peristiwa  1965, Taman Siswa  kembali menghadapi kondisi yang  tidak stabil. Perebutan
                                                                                                                                                                  kekuasaan di dalam tubuh Taman Siswa semakin memanas akibat situasi politik. Pasca Peristiwa 1965,
                                                                                                                                                                  Taman Siswa mengambil sikap untuk menyelamatkan perguruan. Bersama Nyi Hadjar Dewantara dan
                                                                                                                                                                  Ki Sastro, Moh. Said menjadi Ketua Presidium Dewan Pimpinan Eksekutif Majelis Luhur Taman Siswa
                                                                                                                                                                  melakukan pembersihan di tubuh Taman Siswa dari pengaruh PKI. 26

                                                                                                                                                                  Pada tanggal 27 Maret 1966 Moh. Said Reksohadiprodjo diangkat sebagai Deputi Menteri Pendidikan
                                                                                                                                                                  Dasar dan Kebudayaan dalam Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan.  Sikap hidupnya yang sederhana
                                                                                                                                                                                                                                27
                                                                                                                                                                  menjadi sorotan pers saat ia pertama kali dilantik. Hal itu pula yang paling diingat oleh para sahabatnya.




                             284  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  285
   291   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301