Page 294 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 294

Atas
                                                                                                                                                                                                                                                                Pernikahan Moh.
                                                                                                                                                                                                                                                                Said dengan Sugiarti
                                                                                                                                                                                                                                                                tahun 1956
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Repro
                                                                                                                                                                                                                                                                buku Mohammad
                                                                                                                                                                                                                                                                Said Reksohadiprodjo,
                                           Jakarta. Empat tahun kemudian lahirlah anak semata wayang mereka, Endang Muri Budi Setyarti, yang                                                                                                                    Hasil Karya dan
                                           dikenal dengan panggilan Ake.                                                                                                                                                                                        Pengabdiannya)
                                                                      12
                                           Rokok dan kopi merupakan teman setia Moh. Said saat membaca ataupun menulis. Kebiasaan tersebut                                                                                                                      Tengah Kiri
                                           berpengaruh pada kondisi kesehatannya. Pada usia ke 62 tahun, atau tepatnya Kamis Pahing, 21 Juni                                                                                                                    Keluarga Moh. Said
                                                                                                                                                                                                                                                                di depan Gedung
                                           1979, pukul 19.54, ia tutup usia karena penyakit sesak napas yang dideritanya. Berita kepergiannya                                                                                                                   Taman Siswa Jakarta
                                           tercatat dalam banyak surat kabar di Indonesia. Orang-orang yang mengenal Moh. Said mengenang                                                                                                                        (Sumber: Repro
                                           pertemuan dan kehidupan Moh. Said dalam tulisan pribadi atau di media massa.  Setelah disemayamkan                                                                                                                   buku Mohammad
                                                                                                                13
                                                                                                                                                                                                                                                                Said Reksohadiprodjo,
                                           di aula Taman Siswa Jakarta, Jl. Garuda 25, jenazah Moh. Said dibawa ke Yogyakarta untuk dimakamkan                                                                                                                  Hasil Karya dan
                                                                                                                                                                                                                                                                Pengabdiannya)
                                           di makam keluarga Taman Siswa, Taman Wijayabrata, pada tanggal 23 Juni 1979. Sebagai orang yang
                                           sangat  berjasa  dalam  pendidikan  dan  kebudayaan,  kepergiannya  dihadiri  oleh  sahabat  dan  pejabat-                                                                                                           Tengah Kanan
                                           pejabat negara, seperti Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Dr. K.H. Idham Cholid, Menko                                                                                                                            Moh. Said berada
                                                                                                                                                                                                                                                                di rumahnya
                                           Kesra Soerono, Menteri P dan K Dr. Deoed Joesoef, dan Menteri PPLH Dr. Emil Salim. 14                                                                                                                                dengan latar lukisan
                                                                                                                                                                                                                                                                Ir. Soekarno di
                                                                                                                                                                                                                                                                belakangnya
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Repro
                                                                                                                                                                                                                                                                buku Mohammad
                                                                                                                                                                                                                                                                Said Reksohadiprodjo,
                                                      “Ki Mohammad Said, tokoh pendidikan dari Taman Siswa                                                                                                                                                      Hasil Karya dan
                                                                                                                                                                                                                                                                Pengabdiannya)
                                                      Kamis pukul 19.55 meninggal dunia di  Rumah  Sakit
                                                      Persahabatan, Jakarta, setelah sebulan menderita sakit                                                                                                                                                    Bawah
                                                                                                                                                                                                                                                                Makam Moh. Said di
                                                      asmatis bronchitis dan seminggu di rumah sakit.”            15
                                                                                                                                                                                                                                                                Taman Wijayabrata
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Repro
                                                                                                                                                                                                                                                                buku Mohammad
                                                                                                                                                                                                                                                                Said Reksohadiprodjo,
                                                                                                                                                                                                                                                                Hasil Karya dan
                                                                                                                                                                                                                                                                Pengabdiannya)

                                           PEMIKIRAN DAN KARYA

                                           Lahir di lingkungan priyayi Islam dan mengenyam pendidikan di sekolah Eropa  mempengaruhi
                                           pemikiran Moh. Said saat beranjak dewasa. Ilmu tentang Islam ia dapatkan pertama-tama dari guru
                                           mengaji yang dikirim oleh ayahnya ke rumah. Raden Mas Reksohadiprodjo pun menyediakan buku-
                                           buku agama Kristen, bahkan memberi kebebasan beragama bagi putra-putrinya. Moh. Said juga belajar
                                           teosofi saat bertemu dengan Sri Katidjah di HBS Semarang, sehingga ia semakin tertarik dengan ilmu
                                           agama dan filsafat. Ia menekuninya dengan membaca buku-buku filsafat, baik filsafat Timur, Barat,
                                           maupun Jawa, seperti karya-karya Krisnamurti, Gandi, Tagore, J.D. Bierens, Frederik van Eden,
                                           Ki Ageng Suryomentaram, Ki Hadjar Dewantara, dan RM Sosrokartono. Ia memadukan ajaran
                                           agama dan filsafat yang dia pelajari dan menerapkannya ke dalam kehidupannya.  Selain tertarik pada
                                                                                                                  16
                                           filsafat, saat di HBS Semarang, Moh. Said juga bergabung dalam Kepanduan Bangsa Indonesia, suatu
                                           perkumpulan remaja dengan semangat nasionalisme. 17

                                           Segala  ilmu  yang  didapatkan  di  sekolah  Barat  hingga  ilmu  filsafat  dan  agama  membuat  Moh.  Said
                                           berfikir  kembali  tentang  dirinya.  Pada  umurnya  yang  ke  duapuluh  tahun  Moh.  Said  memilih  untuk
                                           memerdekakan  dan  mengabdikan  diri  ke  jalan  perjuangan  melalui  bidang  pendidikan  di  perguruan
                                           Taman Siswa. Di perguruan itulah ia mulai menerapkan segala ilmu yang ia miliki. Meskipun demikian
                                           Moh. Said menolak dirinya disebut penganut aliran kepercayaan. Ia ingin batinnya bebas tanpa terikat
                                           pada suatu aliran kepercayaan apa pun.
                                                                              18
                                           Apa yang dijalani Moh. Said dalam hidupnya disebut oleh Abdurrachman Surjomihardjo sebagai aliran
                                           filsafat “personalisme”, suatu aliran pikiran dalam filsafat, teologi, dan ajaran tentang masyarakat dan
                                           politik yang menempatkan manusia perorangan sebagai inti besaran kualitatif.  Dalam hal tersebut
                                           manusia berusaha menempatkan sesuatu secara benar, baik dalam pikiran maupun perbuatan. 19




                             282  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  283
   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298   299