Page 297 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 297

Atas
 Moh. Said melakukan
 aktivitas Yoga
 (Sumber: Repro
 buku Mohammad
 Said Reksohadiprodjo,
 Hasil Karya dan
 Pengabdiannya)            “Sesungguhnyalah Moh. Said tumbuh bersama tahap-tahap
                           krisis dalam sejarah masyarakat Indonesia; nasionalisme
 Tengah
 Mempersiapkan             dan pergerakan nasional dikenalnya dari perbincangan
 peringatan Hari           dengan kakak kelasnya Mukarto (di kemudian hari pernah
 Pendidikan Nasional
 tahun 1963. Dari          menjadi Menteri Luar Negeri dan duta besar RI) ketika di
 kiri: 1. Ki Urip, 2. Ki
 Supardo S.H., 3. Ki       HBS, demikian juga aliran teosofi yang tujuan pertamanya
 Sadjarwa S.H., 4. Ki
 Imam Sukemi, 5. Ki        ialah “Membentuk suatu inti persaudaraan kemanusiaan,
 Moh Said
 (Sumber: Koleksi          tanpa memandang ras, keperayaan, jenis  kelamin, kasta
 1-78, Proyek
 Digitalisasi              atau warna kulit”. Aliran teosofi sangat populer di
 Tamansiswa)                                                      20
                           lingkungan masyarakat jajahan.”
 Bawah
 Nyi Hadjar
 menghadiri undangan
 pada peringatan Hari   Sebagai pamong Taman Siswa Moh. Said betul-betul menerapkan seluruh ajaran Taman Siswa dengan
 Pendidikan Nasional
 pada tahun 1963 di   sepenuh hati. Ia terus mengusahakan cita-cita Taman Siswa untuk menciptakan manusia yang merdeka.
 Jakarta, di lapangan
 terbang Halim   Mamayuhayu salira, mamayuhayu bangsa, mamayuhayu manungsa merupakan hal yang terus menjadi
 Perdanakusuma   pegangan hidupnya. 21
 disambut oleh
 Ki Moh Said, Ki
 Sutarto, Ki Sudiro,   Selain sebagai pendidik, Moh. Said banyak membaca dan menulis. Pemikiran-pemikirannya tentang
 H. Abdulgani  Taman Siswa banyak diterbitkan dalam majalah Poesara, surat kabar, dan buku. Tulisannya mengangkat
 (Sumber: Koleksi   tema-tema  pendidikan  dan  kebudayaan,  seperti  peran  keluarga  dalam  pendidikan,  pembinaan
 1-78, Proyek
 Digitalisasi   generasi muda  dan kenakalan  remaja, pendidikan  seks, pendidikan Pancasila  dan  P4, kepanduan,
 Tamansiswa)
               dan kewiraswastaan.  Salah satu buku yang berisi tulisan-tulisan pilihan Moh. Said berjudul Masalah
                                  22
               Pendidikan  Nasional,  Beberapa  Sumbangan  Pikiran.   Buku-buku  bacaan  Moh. Said  terkumpul dalam
                                                            23
               perpustakaan kecil di rumahnya, yang sebagian oleh-oleh teman-temannya saat berkunjung ke luar
               negeri. Ia seringkali membawa buku dalam berbagai aktivitasnya.  Hobi lain yang sering dilakukan oleh
                                                                        24
               Moh. Said ialah berkebun dan yoga. Di kebunnya ia menanam sayur-sayuran dan bunga. Olah raga yoga
               membuat tubuhnya tetap bugar hingga hari tuanya.



               KEBIJAKAN DI BIDANG PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

               Pengalaman dan keahlian Moh. Said  dalam  bidang  pendidikan dan kebudayaan tidak diragukan. Ia
               terlibat dalam berbagai kegiatan di kedua bidang tersebut, baik di dalam maupun di luar Taman Siswa.
               Saat Prof. Prijono menjabat menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K), Moh. Said
               mengajukan usul untuk menjadikan tanggal 26 April (wafatnya Ki Hadjar Dewantara) sebagai Hari
               Pendidikan Nasional sekaligus memperingati jasa-jasa beliau. Usul Moh. Said tersebut diterima melalui
               Surat Keputusan (SK) Presiden No. 316/1959 dengan perubahan: tanggal lahir Ki Hadjar Dewantara 2
               Mei yang ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
                                                                25
               Menjelang  peristiwa  1965, Taman Siswa  kembali menghadapi kondisi yang  tidak stabil. Perebutan
               kekuasaan di dalam tubuh Taman Siswa semakin memanas akibat situasi politik. Pasca Peristiwa 1965,
               Taman Siswa mengambil sikap untuk menyelamatkan perguruan. Bersama Nyi Hadjar Dewantara dan
               Ki Sastro, Moh. Said menjadi Ketua Presidium Dewan Pimpinan Eksekutif Majelis Luhur Taman Siswa
               melakukan pembersihan di tubuh Taman Siswa dari pengaruh PKI. 26

               Pada tanggal 27 Maret 1966 Moh. Said Reksohadiprodjo diangkat sebagai Deputi Menteri Pendidikan
               Dasar dan Kebudayaan dalam Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan.  Sikap hidupnya yang sederhana
                                                                             27
               menjadi sorotan pers saat ia pertama kali dilantik. Hal itu pula yang paling diingat oleh para sahabatnya.




 284  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  285
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302