Page 47 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 47

Atas
 Ki Hadjar Dewantara
 didampingi oleh
 keluarga sedang
 terlibat dalam
 pembicaraan dengan
 Ki Kotot Sukardi
 dalam rangka   Jepang berhasil menduduki Hindia Belanda. Ki Hadjar Dewantara ditunjuk oleh pemerintahan militer
 pembuatan film
 dokumenter tokoh   Jepang memimpin Putera (Pusat Tenaga Rakyat) besama dengan Soekarno, Mohammad Hatta, dan Kiai
 Nasional Ki Hadjar   H. Mansyur.  Setelah Putera dibubarkan tahun 1944, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi anggota
                          40
 Dewantara pada
 tahun 1951    Naimuhu Bunkyokyoku Sanyo ‘Kantor Urusan Pengajaran dan Pendidikan’.
 (Sumber: Biro
 Umum, Sekretariat
 Jenderal,
 Kementerian   MASA KEMERDEKAAN
 Pendidikan dan
 Kebudayaan)   Setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 Ki Hadjar Dewantara  diangkat menjadi menteri
               pengajaran pada kabinet pertama Indonesia. Pada malam hari setelah pelantikannya sebagai menteri ia
 Tengah        menyempatkan diri hendak makan malam bersama keluarganya, tetapi pada pagi harinya terjadi insiden
 Ki Hadjar Dewantara
 berpidato di hadapan   di Gondangdia yang mengakibatkan kekurangan bahan untuk lauk pauk. Dewantara, anak Ki Hadjar
 Presiden Soekarno   Dewantara, berinisiatif membeli bakmi.  Pada malam itu Ki Hadjar Dewantara menghabiskan waktu
                                                   41
 dalam salah satu
 kegiatan Peringatan   bersama keluarganya sambil menyantap bakmi dan bercerita.
 Hari Kebangunan
 Nasional tahun 1952  Pada tahun 1946 Ki Hadjar Dewantara diberi tugas menjadi Ketua Panitia Penyelidik Pengajaran dan
 (Sumber: Biro
 Umum, Sekretariat   pada tahun 1948 diberi tugas menjadi Ketua Badan Penasihat Pembentukan Undang-undang dengan
 Jenderal,     menempatkan dasar-dasar bagi pendidikan dan pengajaran dalam undang-undang tersebut. Hasil usaha
 Kementerian
 Pendidikan dan   tersebut tertuang dalam UU No. 4 Tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di
 Kebudayaan)   sekolah. Atas jasa-jasanya Ki Hadjar Dewantara dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra. Ia juga
               memperoleh gelar Doctor Honoriscausa dalam bidang kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada.
 Bawah
 Hari Kebangkitan   Sejak pemerintah Republik Indonesia hijrah ke Yogyakarta Ki Hadjar Dewantara menduduki beberapa
 Nasional : Peringatan
 hari Kebangkitan   jabatan, antara lain sebagai Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sesudah penandatanganan perjanjian
 Nasional Indonesia   Konferensi Meja Bundar (KMB), yang disusul berdirinya Republik Indonesia serikat (RIS), secara
 20 Mei 1948 di
 Istana Kepresidenan   pribadi Bung Karno meminta agar Ki Hadjar Dewantara bersedia menjadi anggota parelemen RIS
 Yogyakarta dengan
 amanat Presiden   dengan alasan untuk memperkuat kubu kaum republikan. Sebagai anggota DPA sudah selayaknya Ki
 Soekarno, tampak   Hadjar Dewantara masuk keanggotaan parlemen RIS, namun Ki Hadjar Dewantara secara kukuh dan
 hadir antara lain
 ; Wakil Presiden.   konsisten menolak kompromi Indonesia dengan Belanda sejak perundingan Renville, Linggarjati, sampai
 Moh. Hatta,   KMB. Oleh sebab itu Presiden Soekarno menganggap perlu melakukan pendekatan secara pribadi pada
 para Menteri
 Dr. Radjiman   Ki Hadjar Dewantara. Maka terjadilah kesepakatan antara Ki Hadjar Dewantara dan Presiden Soekarno.
 Wedyodiningrat, Ki   Ki Hadjar Dewantara akan berada di parlemen RIS sampai kaum republikan berhasil membatalkan
 Hadjar Dewantara,
 A.M. Sangaji dan   perjanjian KMB serta bentuk dan kedaulatan negara pulih menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
 para tokoh lainnya  yang berkonstitusi Undang-Undang Dasar 1945 dan berasas Pancasila.
 (Sumber:
 Perpustakaan
 Nasional Republik   Demikianlah kesepakatan yang terjadi di balik pentas politik. Seperti apa yang sudah dilaporkan,
 Indonesia).   Ki  Hadjar  Dewantara  berada  di  pos  ini  sampai  tanggal  1  April  1954.  Beberapa  saat  sesudah
               perjanjian KMB batal RIS dilikuidasi dan parlemen RIS dirombak menjadi Dewan Perwakilan Rakyat
               Sementara (DPRS RI). Kemudian Ki Hadjar Dewantara mengundurkan diri dari parlemen atas
               dasar permintaannya sendiri. Adapun alasan yang resmi ialah demi regenerasi, di samping kesehatan
               jasmani tidak mengizinkannya lagi. 42

               Ki Hadjar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959. Jenazahnya dimakamkan pada tanggal 29 April
               1959 dengan upacara militer yang dipimpin Inspektur Upacara Kolonel Soeharto di makam Taman
               Wijaya Brata, Celeban, Yogyakarta.  Tanggal kelahirannya ditetapkan oleh pemerintah sebagai hari
                                                43
               pendidikan nasional. Tidak hanya dalam bidang pendidikan, kiprahnya dalam dunia pers juga diakui. Hal

               40    Sering dikenal dengan istilah “empat serangkai”.

               41    Bambang S. Dewantara, Ki Hadjar Dewantara Ayahku, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1989, 111.
               42    Bambang S. Dewantara, 1989, Ki Hadjar Dewantara Ayahku, Jakarta: Pustaka SInar Harapan, hlm. 50.
               43    Suhartono Wiryopranoto, dkk., Op.Cit., hlm.163.




 34  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  35
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52