Page 62 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 62

Mohammad Sjafei





                                                                                                                                                                  PENDIDIKAN

                                                                                                                                                                  Mohammad Sjafei  lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada tahun 1893. Ia  anak angkat Ibrahim
                                                                                                                                                                  Marah Sutan dan Andung Chalijah.  Ayah angkat Sjafei, Marah Sutan, seorang pendidik yang memiliki
                                                                                                                                                                                                 1
                                                                                                                                                                  pengalaman mengajar di berbagai daerah dan aktif dalam Indische Partij (IP). Marah Sutan dan Andung
                                                                                                                                                                  Chalijah merupakan pasangan berpendidikan, bercita-cita besar, dan hidup berpindah-pindah karena
                                                                                                                                                                  pekerjaannya sebagai guru. Mereka tidak memiliki anak kandung, sehingga di berbagai tempat yang
                                                                                                                                                                  mereka tempati mereka mengangkat anak yang mempunyai keinginan untuk maju untuk diasuh dan
                                                                                                                                                                  dididik. Sjafei “ditemukan” ketika Marah Sutan sedang mengajar di Pontianak. Ia sering mendapati Sjafei
                                                                                                                                                                  kecil turut menyimak pelajaran dari jendela, kadang-kadang ikut bernyanyi, atau sekadar menyimak
                                                                                                                                                                  pelajaran,  terutama  pelajaran  sejarah.  Maka  Sjafei  pun  diangkat  dari  ibu  kandungnya,  Sjafiah,  yang
                                                                                                                                                                  bekerja sebagai pedagang kue. 2

                                                                                                                                                                  Sjafei melanjutkan pendidikan di Kweekschool ‘Sekolah Guru’ (Sekolah Raja) di Bukit tinggi dengan
                                                                                                                                                                  berbekal sepenggal nasihat ayah angkatnya, “Jadilah engkau jadi engkau.”  Marah Sutan menyampaikan
                                                                                                                                                                                                                                  3
                                                                                                                                                                  pesan tersebut dengan maksud agar Sjafei tetap menjadi dirinya sendiri sekalipun pendidikan dan
                                                                                                                                                                  lingkungan baru dapat mempengaruhi sikap seseorang. Oleh karena itu ketika harus mempelajari bidang
                                                                                                                                                                  pendidikan, Sjafei lebih menyukai seni. Ia pandai bermain biola dan melukis. Ia sempat mengajukan
                             Masa Jabatan                                                                                                                         permintaan berhenti dari sekolah guru, namum ditolak oleh Direktur J. Lavell. Mendengar aduan
                                                                                                                                                                  perihal keinginan berhenti tersebut Marah Sutan kembali mengiriminya pesan, “Jadilah engkau jadi
                             12 Maret 1946 - 2 Oktober 1946                                                                                                       engkau”. Pesan tersebut disertai dengan kiriman banyak surat kabar, majalah, dan bacaan. Sjafei pun
                                                                                                                                                                  menjadi lebih banyak membaca sehingga wawasannya terbuka. Bagian-bagian tulisan yang dianggap
                                                                                                                                                                  penting ditandainya dengan pensil merah.

                                                                                                                                                                  Setelah enam tahun Sjafei lulus  dari Kweekschool. Ia  ditawari pemerintah Belanda  mengajar di
                                                                                                                                                                  Hollandsch-Inlandsche School (HIS) Padang, namun ia memilih mengajar di Kartini School di Jakarta.
                                                                                                                                                                  Keputusan ini diambil berdasarkan saran dr. Soetomo, Ketua Boedi Oetomo, yang berpendapat bahwa
                                                                                                                                                                  memberi pendidikan pada anak-anak perempuan di Kartini School memiliki relevansi pada cita-cita
                                                                                                                                                                  memajukan bangsa Indonesia. 4

                                                                                                                                                                  Sambil mengajar ia  juga  menekuni hobinya  di bidang  seni. Ia  mengambil kursus  melukis  pada  de
                                                                                                                                                                  Graaf, guru gambar di Hogere Burgerschool  (HBS). Ia lulus dari kursus tersebut setelah 18 bulan
                                                                                                                                                                  dengan predikat bagus.  Lama-kelamaan ketidaksukaannya menjadi guru berubah, terutama karena
                                                                                                                                                                  pergaulannya di Partai Insulinde, Boedi Oetomo, dan organisasi Putri Mardika di Jakarta.  Ia menyukai
                                                                                                                                                                                                                                                 5
                                                                                                                                                                  mata pelajaran kerajinan tangan, sesuai dengan hobi seninya, dan didukung oleh rekan sesama guru,
                                                                                                                                                                  Nona C. M. Vanger, guru bahasa Prancis dan kerajinan tangan. Di sisi lain Marah Sutan menganggap
                                                                                                                                                                  pelajaran kerajinan tangan tidak relevan dengan kebutuhan perempuan Indonesia pada masa itu. Mata
                                                                                                                                                                  pelajaran kerajinan tangan hanya memuat kegiatan untuk mengsi waktu senggang, seperti menjahit,
                                                                                                                                                                  menyulam, dan merajut. Pelajaran kerajinan tangan yang relevan dengan kemajuan bangsa, menurut
                                                                                                                                                                  Marah Sutan, harus produktif dan bernilai ekonomis. Oleh karena itu Sjafei kemudian disekolahkan

                                                                                                                                                                  1     Asep Yana, “Pendidikan menurut Mohammad Syafei”. Diakses dari: http://asepyana666.blogspot.com/2013/02/pendidikan-menurut-
                                                                                                                                                                     mohammad-syafei.html. Pada tanggal 17 Mei 2018 pukul 14.32.
                                                                                                                                                                  2     Navis, A. A. 1996. Filsafat dan Strategi Pendidikan M. Sjafei. Jakarta: PT Grasindo.

                                                                                                                                                                  3     Ibid, hlm. 17.
                                                                                                                                                                  4     Ibid, hlm. 18.
                                                                                                                                                                  5     Ibid.




                             50   MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  51
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67