Page 65 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 65
Mohammad Sjafei
bersama teman-
temannya ketika
bersekolah di
Kweekschool
(Sumber: Istimewa)
ke pusat kerajinan di Jawa Barat, seperti Tasikmalaya dan Bogor. Materi kerajinan tangan yang dibawa
oleh Sjafei dari hasil kursusnya mendapat sambutan baik dari pimpinan sekolah, Nyonya Evenhuis. Hasil
kerajinan tangan murid-murid Kartini School mendapat banyak pujian saat dipamerkan di kongres
NIOG di Jakarta.
Sjafei kemudian melanjutkan pendidikan ke Belanda dengan menggunakan tabungannya sebagai
biaya. Rencana semula ia akan menempuh pendidikan untuk mendapatkan akta utama atau hoofdacte,
tetapi kemudian dialihkan pada kursus, seperti kerajinan tangan, musik, dan melukis. Ia merasa
telah memiliki ilmu keguruan dan kemampuan mengajar yang didapatkannya selama bersekolah di
Kweekschool ditambah dengan pengalaman mengajar di Kartini School. Lagi pula akta hoofdacte
hanya berguna untuk menjadi guru di sekolah negeri. Meskipun jabatan dan gaji lebih tinggi, tetapi
sistem dan metode pendidikan di sekolah pemerintah tidak akan mengangkat harkat dan martabat
6
bangsa sebagai manusia yang mandiri dalam negara yang merdeka; padahal tujuan utamanya pergi
ke Belanda untuk mempelajari bagaimana dinamika bangsa tersebut sehingga menjadi maju dan kuat.
Itu pula sebabnya selama di Belanda ia mengunjungi pusat-pusat industri dan sekolah kerajinan.
Dalam mengisi waktu senggangnya ia menulis buku pelajaran membaca Arab dan Latin untuk sekolah pendidikan bertumpu pada Ketuhanan dan Nasionalisme. Ia menolak subsidi yang diberikan oleh
rendah. pemerintah untuk pembiayaan dan lebih memilih membiayai sekolah tersebut dengan hasil penjualan
Di samping mempelajari industri serta mengunjungi pusat-pusat kerajinan tangan Sjafei juga aktif di buku-buku yang ditulisnya. Ia mendapat dana tambahan berupa sumbangan dari ayahnya, para donatur,
Indonesisc Vereeniging dan menjadi redaktur rubrik pendidikan pada majalah organisasi tersebut. dan penggalangan dana melalui acara pertandingan olah raga atau pelelangan karya seni karya murid-
Mohammad Hatta yang enam bulan lebih dulu berada di Belanda merasa heran Sjafei ke Belanda muridnya. Ia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan bahasa Inggris sebagai
untuk mempelajari kerajinan tangan, padahal di hampir seluruh wilayah Indonesia sudah memiliki bahasa asing yang wajib dipelajari.
kerajinan rakyat. Mengapa harus jauh-jauh ke Belanda? Menurut Sjafei, pelajaran kerajinan tangan dan INS Kayu Tanam lahir karena saat itu corak pendidikan Barat hanya mementingkan segi intelektual
pendidikan kerajinan tangan berbeda. Pelajaran kerajinan tangan dapat diberikan melalui kursus atau dan bercorak verbalistis, sehingga hanya menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki wawasan
pelatihan, yang fungsinya sebagai keterampilan tenaga kerja; sedangkan pendidikan kerajinan tangan pendidikan rendah. Sekolah INS Kayu Tanam terkenal di Kota Padang karena merupakan sekolah
10
berfungsi untuk membangkitkan minat kerajinan dan kemauan bekerja. Karena itulah ia ke Belanda pribumi yang memiliki fasilitas memadai. Uniknya, INS Kayu Tanam juga bekerjasama dengan
untuk mencari sistem dan metode pendidikan kerajinan. 7
organisasi buruh (VBPSS) dan para perantau Minangkabau di Jakarta. Pada awal pendirian INS Kayu
Sjafei akrab dengan Hatta dan sering berdiskusi. Mereka menemukan pandangan yang sama bahwa Tanam memiliki 75 siswa. Ketika Perang Dunia II pecah INS Kayutaman diduduki paksa oleh Belanda
bangsa yang merdeka adalah bangsa yang terdidik sebagai bangsa yang merdeka. Bukan hanya oleh dan pada masa pendudukan Jepang namanya diubah menjadi Indonesische Nippon School oleh
semangatnya saja, tetapi juga oleh kadar intelektual dan kemampuan menjadi bangsa yang mandiri Pemerintah Pendudukan.
di bidang ekonomi. Ekonomi dapat digerakkan melalui industri. Industri hanya dapat dikelola oleh Selain di bidang pendidikan Sjafei juga berperan pada dunia politik. Kepeduliannya terhadap politik
bangsa yang memiliki mental rajin, ulet, teliti, dan disiplin. Berangkat dari pemikiran tersebut Hatta tumbuh—lagi-lagi karena didikan Marah Sutan—bermula dari membaca tulisan-tulisan Tjipto
mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI), atau yang dikenal sebagai PNI Baru, dan Sjafei Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat, dan Douwes Dekker, pendiri Indische Partij (IP) yang dimuat
mendirikan Indonesische Nederlandsche School (INS) di Kayutanam. 8
dalam majalah Hindia Poetra, yang dikirim secara teratur oleh Marah Sutan ketika Sjafei masih di
Sekolah Raja. Pada awal pendiriannya IP sangat terkenal karena semboyan perjuangan yang secara
INS KAYU TANAM DAN PERGERAKAN terang-terangan menyerukan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Sementara organisasi lain hanya
bertujuan untuk “kemajuan yang selaras bagi nusa dan bangsa” sehingga dinilai terlalu “lembek”. Saat
Pada tahun 1925 Sjafei menyelesaikan pendidikannya di Belanda dan mendapat tawaran dari pemerintah ketiga tokoh tersebut dibuang oleh Pemerintah Hindia Belanda, IP menjelma dengan nama Partai
Hindia Belanda menjadi Ajunct Inspektur pendidikan, namun tawaran tersebut ditolak dengan alasan ia Insulinde. Sjafei menjadi anggota aktif partai tersebut setelah menamatkan sekolah dan menetap di
ingin mendirikan sekolah yang sesuai dengan jiwa dan kebudayaan Indonesia. 9
Jakarta. Ia menjadi pengurus cabang Jakarta bersama Marah Sutan dengan fungsi tambahan sebagai
Sjafei mendirikan Indonesische Nederland School (INS) pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu koordinator seluruh cabang di luar Pulau Jawa. 11
Tanam, Sumatera Barat, sehingga kemudian dikenal dengan Sekolah INS Kayu Tanam, dengan sistem
Sjafei juga menjadi anggota aktif Boedi Oetomo dan menulis banyak artikel untuk majalah organisasi
6 Ibid, hal. 20 tersebut. Pada Kongres Boedi Oetomo bulan Agustus 1915 di Bandung, sehubungan dengan kemungkinan
Perang Dunia merembes ke Indonesia, ada mosi kepada pemerintah agar diberikan hak milisi kepada
7 Ibid, hlm. 21.
8 Ibid. 10 Kemdikbud RI, “INS Kayu Tanam (1926)” Diakses dari: http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/INS_Kayutanam. Pada 17
Agustus 2018 pukul 16.54
9 Kanalbaca. “Biografi Mohammad Sjafei” Diakses dari: http://kanalbaca.com/lectura/biografi-mohammad-sjafei/, pada 6 November
2018,pukul 14.03 WIB. 11 Ibid, hlm. 25-26.
52 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 53