Page 85 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 85

Waktu Ali masih                                                                                             Waktu Ali sekolah
 berada di sekolah                                                                                           di HBS dan menjadi
 rendah Belanda, di                                                                                          anggota Jong Java,
 tahun 1911. Dari                                                                                            1921. Dari kiri ke
 kiri ke kanan: Ayah                                                                                         kanan, berdiri:
 Ali, Usman adik Ali,                                                                                        Santoso Tohar,
 dan Ali                                                                                                     kakak Ali R. Tohar,
 (Sumber: Istimewa)                                                                                          dan Ali. Duduk: Istri
                                                                                                             R. Tohar dan ibu Ali
                                                                                                             (Sumber: Istimewa)
























 pergaulan ia mulai mengenal pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan lain di Indonesia, seperti Ambon,
 Sumatera, dan Nusa Tenggara. Ia kemudian menjadi anggota perkumpulan Jong Java (1918-1922) serta
 menjadi anggota perkumpulan Inlandse HBS Vereniging, yaitu perkumpulan para pelajar Indonesia di
 HBS.
 Minatnya  terhadap kebudayaan Eropa  Barat mulai tumbuh. Kewajiban mempelajari bahasa  dan
 kesusastraan Belanda, Jerman, Perancis, dan Inggris itulah yang menumbuhkan minatnya terhadap
 sastrawan-sastrawan besar Barat, seperti Shakespeare, Bernard Shaw, La Martine, Balzac, Goethe,
 Schiller, Heine, Mutatuli, Willem Kloos, dan Van Deysel. Ia juga mengembangkan minat olahraga
 melalui perkumpulan olahraga Lucurgus di HBS.

 Selain kebudayaan dan olahraga, Ali juga mengamati perkembangan politik yang terjadi. Pertemuan
 dan diskusinya dengan Alimin, yang pada saat itu menjadi pemimpin pergerakan Sarekat Islam (SI),
 merupakan salah satu hal yang meningkatkan minat Ali terhadap politik. Menjelang akhir tahun 1922
 minatnya terhadap politik tertunda karena ia harus fokus pada sekolah untuk mempertahankan
 beasiswanya di HBS. Akhirnya Ali lulus dengan nilai memuaskan, terutama di bidang sastra.

 Lulus HBS merupakan babak baru kehidupan Ali: pertemuan dengan Titi Roelia yang kelak menjadi
 istrinya  dan keputusan mengenai kelanjutan sekolah. Kakak Ali, Sastrowidjono, mengusahakan Ali
 melanjutkan studi ke Negeri Belanda dengan syarat Ali bersedia memilih Jurusan Orientalise Letteren
 (Sastra dan Kebudayaan Timur). Ali menyetujui permintaan kakaknya walau dengan berat hati karena
 lama sekolah di jurusan tersebut sembilan tahun. Pada tahun 1922 Ali pergi ke negeri Belanda untuk
 melanjutkan pendidikan.
 Sesampainya di Belanda, Ali mengurus dan mendaftrakan diri sebagai mahasiswa Fakultas Sastra dan
 Filsafat Jurusan Sastra dan Kebudayaan Timur. Ternyata ijazah HBS belum memenuhi syarat untuk
 masuk fakultas dan jurusan tersebut, karena Ali harus memiliki ijazah bahasa dan kesusastraan Latin
 dan Yunani. Ali harus belajar lebih kurang dua tahun untuk mendapat ijazah tersebut. Setelah berbagai
 pertimbangan  dan  atas  saran  teman-temannya, Ali membatalkan niat  masuk Jurusan  Sastra  dan
 Kebudayaan Timur dan memilih mendaftarkan diri ke Jurusan Hukum Hindia Belanda Fakultas Hukum
 Universitas Leiden. Ilmu hukum tidak membutuhkan masa studi yang lama serta tidak ada syarat
 memiliki ijazah bahasa Latin dan Yunani, sehingga memungkinkan Ali mempersingkat masa pendidikan.

 Pendidikan hukum lebih kurang lima tahun lamanya dengan dua kali ujian, yaitu ujian kandidat yang
 dapat ditempuh dalam waktu dua tahun dan ujian doktoral yang ditempuh dalam tiga tahun. Lulusan




 72  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  73
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90