Page 86 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 86

Sebagian
                          dari anggota
                          Perhimpunan
                          Indonesia pada tahun
                          1923
                          (Sumber: Istimewa)
                                                                                                                                                                  MASA KEMERDEKAAN

                                                                                                                                                                  Pada tahun 1945 Ali aktif kembali menjadi angota PNI dan menjabat Ketua Dapartemen Politik
                                                                                                                                                                  merangkap anggota Dewan Eksekutif. Ketika kabinet pertama dibentuk oleh Presiden Soekarno pada
                                                                                                                                                                  tanggal 2 Desember 1945 ia masuk dalam Kementerian Penerangan dan menjadi pegawai tinggi. Oleh
                                                                                                                                                                  karena Amir Sjarifuddin yang ditunjuk sebagai Menteri Penerangan  masih belum berada di Jakarta
                                                                                                                                                                                                                               1
                                                                                                                                                                  Kementerian menugaskan Ali menghadiri sidang-sidang kabinet yang diadakan di rumah bersejarah
                                                                                                                                                                  Pegangsaan Timur nomor 56 (sekarang  Jalan Proklamasi), rumah kediaman Bung  Karno  sekaligus
                                                                                                                                                                  tempat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

                                                                                                                                                                  Oleh karena ketidakpastian kapan Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin tiba di Jakarta setelah meringkuk
                                                                                                                                                                  di dalam tahanan Kempetai di Malang, Ali diangkat menjadi Wakil Menteri Penerangan. Pekerjaan
                                                                                                                                                                  di Kementerian Penerangan pada waktu itu belum begitu teratur.  Pegawainya masih belum terlalu
                                                                                                                                                                                                                              2
                                                                                                                                                                  banyak. Pekerjaan yang paling menyibukkan adalah pelayanan kepada para pemuda dan koresponden
                                                                                                                                                                  surat-surat kabar asing yang pada zaman permulaan revolusi masuk ke Indonesia bersama dengan
                                                                                                                                                                  tentara Inggris dan disebut sebagai war correspondents.
                                           ujian doktoral mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr.). Ia bertekad menempuh ujian kandidat
                                           dalam waktu satu tahun agar bisa segera menikahi kekasihnya, Titi Roelia. Dalam waktu sembilan bulan                   Pada tanggal 6 Juni 1946 Dewan Pertahanan Negara dibentuk dan Ali diangakat sebagai sekretaris.
                                           ia mengikuti ujian kandidat, namun gagal karena terlalu tegesa-gesa. Ia kembali mengikuti ujian dalam                  Kantor sekretariat badan ini bertempat di gedung BP Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di
                                                                                                                                                                                            3
                                           waktu tiga bulan kemudian dan ia lulus kandidat sarjana hukum.                                                         Jalan Malioboro, Yogyakarta.  Ali menjabat sekretaris Dewan Pertahanan Negara lebih kurang satu
                                                                                                                                                                  tahun, dari awal Juni 1946 sampai dengan permulaan Juli 1947. Pada awal bulan November 1947
                                           Ali menikahi Titi Roelia, yang dilangsungkan melalui surat kuasa Ali kepada temannya, Wasito.                          terjadi perubahan susunan kabinet (reshuffle). Ali diangkat sebagai Menteri Pengajaran dalam Kabinet
                                           Musim semi tahun 1924 Titi Roelia yang sudah menjadi istri Ali menyusul dan tiba di Belanda.                           Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947-11 November 1947) dan dilanjutkan pada Kabinet Amir Sjarifuddin II
                                           Pada tanggal 24 Desember 1925 lahir anak laki-laki pertama Ali dan diberi nama Kemal Mahisa.                           (11 November 1947-29 Januari 1948).
                                           Nama Mahisa diambil dari sejarah Jawa kuna, sesuai dengan lambang di atas bendera merah putih                          Ketika Kabinet Hatta menggantikan Kabinet Amir Sjarifuddin pada tahun 1948, Ali juga diangkat menjadi
                                           Perhimpunan Indonesia (PI). Lambang tersebut menggambarkan cita-cita perhimpunan itu tentang                           Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Hatta I (29 Januari 1948-4 Agustus
                                           bangsa Indonesia.
                                                                                                                                                                  1949). Hanya sedikit hal yang bisa dilakukan oleh Ali. Kantor Kementerian Pendidikan, Pengajaran,
                                                                                                                                                                  dan Kebudayaan saja sudah tidak begitu menguntungkan.  Kantor Menteri dan stafnya ada di Yogya,
                                                                                                                                                                                                                     4
                                           POLITIK DAN PERGERAKAN                                                                                                 sedang bagian lain berada di Sala di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal Mr. Santoso. Paling sedikit
                                                                                                                                                                  dua kali seminggu ia harus mondar-mandir antara Yogya dan Sala. Meskipun demikian ia terbantu
                                           Ali bergabung dalam PI di Belanda. Sejak kedatangan Ali pada awal tahun 1923, PI mengalami                             karena  pegawai-pegawai kementeriannya  merupakan  orang-orang  berpengalaman  bekas  pegawai
                                           perkembangan yang sangat cepat. Ketika Ali baru menjadi anggota PI, pimpinan lama PI, Mr. Hermen                       Dapartement Onderwijs en Eredienst Hindia Belanda, sehingga pekerjaan rutin bisa dilaksanakan.
                                           Kartowisastro, meletakkan jabatan dan digantikan Iwa Kusumasumantri yang dipilih oleh rapat anggota                    Sayangnya pembaharuan bidang pendidikan dan pengajaran sesuai dengan cita-cita Republik Indonesia
                                           untuk periode 1923-1924. Waktu itu PI bernama “Indonesische Vereniging” dengan majalah Hindia                          belum bisa tercapai. Ali belum dapat mencurahkan perhatian sepenuhnya pada soal-soal pendidikan
                                           Poetra. Akibat  kegiatan  politik  yang  meresahkan  pemerintah  Hindia  Belanda, Ali bersama  dengan                  atau  pelajaran  karena  baru  dapat  mengajukan  perencanaan  undang-undang  pokok  pendidikan  dan
                                           Mohammad Hatta, Natzir Dt. Pamuncak, dan Abdul Madjid ditawan polisi Belanda pada tahun 1927.                          pengajaran kepada KNIP. Pusat perhatian Ali lebih pada pemberantasan buta huruf yang sangat penting
                                                                                                                                                                  bagi negara. Ia dibantu oleh dua orang pegawai yang tekun dan penuh dedikasi terhadap pemberantasan
                                           Sekembalinya dari Belanda ke Indonesia pada tahun 1928 dan memperoleh gelar Meester in de Rechten                      buta huruf, yaitu Sutedjo Brondjonegoro dan Tartib Prawirodihardjo.
                                           (Mr., Sarjana Hukum), Ali bekerja sebagai pengacara bersama dengan Sujudi S.H. dan Dr. Sukiman di
                                           Yogyakarta (1928), kemudian pindah ke Madiun (1932-1942). Selain menjadi pengacara ia juga menjadi                     Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk Ali diangkat menjadi Duta Besar untuk Amerika
                                           editor majalah mingguan Djanget di Surakarta dan koresponden harian Sedio Utomo. Ia juga mengajar                      Serikat dan ketika terwujud Negara Kesatuan RI diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika
                                           di Perguruan Taman Siswa (1928-1929).                                                                                  Serikat, Kanada, dan Mexico dengan gelar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (1950-1955).
                                                                                                                                                                  Pengangakatan Duta Besar dilakukan Hatta di dalam pesawat terbang yang sedang melayang di atas
                                           Pada tahun 1928 ia menjadi anggota eksekutif Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh                       Yogyakarta dan akan mendarat di Maguwo. Hal ini agak menyimpang dari kebiasaan Bung Hatta yang
                                           Soekarno dan menjadi editor majalah Soeloeh Indonesia Moeda milik PNI. Setelah Pemerintah Hindia
                                                                                                                                                                  1     Ali Sastroamidjojo, Op.Cit. Hlm. 180.
                                           Belanda membubarkan PNI pada tanggal 25 April 1931, Ali ikut mendirikan Partai Indonesia (Partindo).
                                           Setelah Partindo juga dibubarkan pada bulan November 1936, Ali bergabung dalam Gerakan Rakyat                          2     Ibid. Hlm. 183.
                                           Indonesia (Gerindo). Asas dan tujuan Gerindo  sama  dengan Partindo, yaitu nasional revolusioner                       3     Ibid. Hlm. 202.
                                           tetapi berhaluan kooperatif.                                                                                           4     Ibid. Hlm. 223.




                             74   MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  75
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91