Page 87 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 87
Sebagian
dari anggota
Perhimpunan
Indonesia pada tahun
1923
(Sumber: Istimewa)
MASA KEMERDEKAAN
Pada tahun 1945 Ali aktif kembali menjadi angota PNI dan menjabat Ketua Dapartemen Politik
merangkap anggota Dewan Eksekutif. Ketika kabinet pertama dibentuk oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 2 Desember 1945 ia masuk dalam Kementerian Penerangan dan menjadi pegawai tinggi. Oleh
karena Amir Sjarifuddin yang ditunjuk sebagai Menteri Penerangan masih belum berada di Jakarta
1
Kementerian menugaskan Ali menghadiri sidang-sidang kabinet yang diadakan di rumah bersejarah
Pegangsaan Timur nomor 56 (sekarang Jalan Proklamasi), rumah kediaman Bung Karno sekaligus
tempat Bung Karno dan Bung Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Oleh karena ketidakpastian kapan Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin tiba di Jakarta setelah meringkuk
di dalam tahanan Kempetai di Malang, Ali diangkat menjadi Wakil Menteri Penerangan. Pekerjaan
di Kementerian Penerangan pada waktu itu belum begitu teratur. Pegawainya masih belum terlalu
2
banyak. Pekerjaan yang paling menyibukkan adalah pelayanan kepada para pemuda dan koresponden
surat-surat kabar asing yang pada zaman permulaan revolusi masuk ke Indonesia bersama dengan
tentara Inggris dan disebut sebagai war correspondents.
ujian doktoral mendapatkan gelar Meester in de Rechten (Mr.). Ia bertekad menempuh ujian kandidat
dalam waktu satu tahun agar bisa segera menikahi kekasihnya, Titi Roelia. Dalam waktu sembilan bulan Pada tanggal 6 Juni 1946 Dewan Pertahanan Negara dibentuk dan Ali diangakat sebagai sekretaris.
ia mengikuti ujian kandidat, namun gagal karena terlalu tegesa-gesa. Ia kembali mengikuti ujian dalam Kantor sekretariat badan ini bertempat di gedung BP Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di
3
waktu tiga bulan kemudian dan ia lulus kandidat sarjana hukum. Jalan Malioboro, Yogyakarta. Ali menjabat sekretaris Dewan Pertahanan Negara lebih kurang satu
tahun, dari awal Juni 1946 sampai dengan permulaan Juli 1947. Pada awal bulan November 1947
Ali menikahi Titi Roelia, yang dilangsungkan melalui surat kuasa Ali kepada temannya, Wasito. terjadi perubahan susunan kabinet (reshuffle). Ali diangkat sebagai Menteri Pengajaran dalam Kabinet
Musim semi tahun 1924 Titi Roelia yang sudah menjadi istri Ali menyusul dan tiba di Belanda. Amir Sjarifuddin I (3 Juli 1947-11 November 1947) dan dilanjutkan pada Kabinet Amir Sjarifuddin II
Pada tanggal 24 Desember 1925 lahir anak laki-laki pertama Ali dan diberi nama Kemal Mahisa. (11 November 1947-29 Januari 1948).
Nama Mahisa diambil dari sejarah Jawa kuna, sesuai dengan lambang di atas bendera merah putih Ketika Kabinet Hatta menggantikan Kabinet Amir Sjarifuddin pada tahun 1948, Ali juga diangkat menjadi
Perhimpunan Indonesia (PI). Lambang tersebut menggambarkan cita-cita perhimpunan itu tentang Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Hatta I (29 Januari 1948-4 Agustus
bangsa Indonesia.
1949). Hanya sedikit hal yang bisa dilakukan oleh Ali. Kantor Kementerian Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan saja sudah tidak begitu menguntungkan. Kantor Menteri dan stafnya ada di Yogya,
4
POLITIK DAN PERGERAKAN sedang bagian lain berada di Sala di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal Mr. Santoso. Paling sedikit
dua kali seminggu ia harus mondar-mandir antara Yogya dan Sala. Meskipun demikian ia terbantu
Ali bergabung dalam PI di Belanda. Sejak kedatangan Ali pada awal tahun 1923, PI mengalami karena pegawai-pegawai kementeriannya merupakan orang-orang berpengalaman bekas pegawai
perkembangan yang sangat cepat. Ketika Ali baru menjadi anggota PI, pimpinan lama PI, Mr. Hermen Dapartement Onderwijs en Eredienst Hindia Belanda, sehingga pekerjaan rutin bisa dilaksanakan.
Kartowisastro, meletakkan jabatan dan digantikan Iwa Kusumasumantri yang dipilih oleh rapat anggota Sayangnya pembaharuan bidang pendidikan dan pengajaran sesuai dengan cita-cita Republik Indonesia
untuk periode 1923-1924. Waktu itu PI bernama “Indonesische Vereniging” dengan majalah Hindia belum bisa tercapai. Ali belum dapat mencurahkan perhatian sepenuhnya pada soal-soal pendidikan
Poetra. Akibat kegiatan politik yang meresahkan pemerintah Hindia Belanda, Ali bersama dengan atau pelajaran karena baru dapat mengajukan perencanaan undang-undang pokok pendidikan dan
Mohammad Hatta, Natzir Dt. Pamuncak, dan Abdul Madjid ditawan polisi Belanda pada tahun 1927. pengajaran kepada KNIP. Pusat perhatian Ali lebih pada pemberantasan buta huruf yang sangat penting
bagi negara. Ia dibantu oleh dua orang pegawai yang tekun dan penuh dedikasi terhadap pemberantasan
Sekembalinya dari Belanda ke Indonesia pada tahun 1928 dan memperoleh gelar Meester in de Rechten buta huruf, yaitu Sutedjo Brondjonegoro dan Tartib Prawirodihardjo.
(Mr., Sarjana Hukum), Ali bekerja sebagai pengacara bersama dengan Sujudi S.H. dan Dr. Sukiman di
Yogyakarta (1928), kemudian pindah ke Madiun (1932-1942). Selain menjadi pengacara ia juga menjadi Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk Ali diangkat menjadi Duta Besar untuk Amerika
editor majalah mingguan Djanget di Surakarta dan koresponden harian Sedio Utomo. Ia juga mengajar Serikat dan ketika terwujud Negara Kesatuan RI diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika
di Perguruan Taman Siswa (1928-1929). Serikat, Kanada, dan Mexico dengan gelar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (1950-1955).
Pengangakatan Duta Besar dilakukan Hatta di dalam pesawat terbang yang sedang melayang di atas
Pada tahun 1928 ia menjadi anggota eksekutif Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Yogyakarta dan akan mendarat di Maguwo. Hal ini agak menyimpang dari kebiasaan Bung Hatta yang
Soekarno dan menjadi editor majalah Soeloeh Indonesia Moeda milik PNI. Setelah Pemerintah Hindia
1 Ali Sastroamidjojo, Op.Cit. Hlm. 180.
Belanda membubarkan PNI pada tanggal 25 April 1931, Ali ikut mendirikan Partai Indonesia (Partindo).
Setelah Partindo juga dibubarkan pada bulan November 1936, Ali bergabung dalam Gerakan Rakyat 2 Ibid. Hlm. 183.
Indonesia (Gerindo). Asas dan tujuan Gerindo sama dengan Partindo, yaitu nasional revolusioner 3 Ibid. Hlm. 202.
tetapi berhaluan kooperatif. 4 Ibid. Hlm. 223.
74 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 75