Page 94 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 94

Teuku Moehammad Hasan





                                                                                                                                                                  MASA KECIL

                                                                                                                                                                  Mr. Teuku Muhammad Hasan (TM Hasan) dilahirkan pada tanggal 4 April 1906 di Gampong Peukan
                                                                                                                                                                  Sot, sebuah kampung yang terletak kira-kira 2,5 km dari kota Sigli yang sekarang menjadi ibukota
                                                                                                                                                                  Daerah Tingkat II Kabupaten Pidie, Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Ayahnya bernama Teuku Bintara
                                                                                                                                                                  Pineung (TBP) Ibrahim bin TBP Po Itam bin TBP Sigee, seorang uleebalang kenegrian Pineueng dan
                                                                                                                                                                  Raja Peukan Baro, sebuah kota pelabuhan di perairan Selat Malaka yang ramai disinggahi kapal-kapal

                                                                                                                                                                  asing sebelum pelabuhan Sigli dibuka oleh pemerintah Kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Ibunya
                                                                                                                                                                  bernama Cut Manyak binti Teuku Muhammad (Teungku di Bubue).
                                                                                                                                                                  Pada waktu lahir TM Hasan diberi nama Teuku Sarung. Keadaan fisik Teuku Sarung kecil dari hari
                                                                                                                                                                  ke hari tidak bertambah baik, kesehatannya selalu terganggu, sedang badannya kelihatan kurus.
                                                                                                                                                                  Ada kepercayaan dalam masyarakat Aceh umumnya bahwa keadaan anak yang demikian terutama
                                                                                                                                                                  disebabkan oleh pemberian nama yang tidak sesuai. Oleh karena itu beberapa tahun kemudian nama
                                                                                                                                                                  Teuku Sarung diganti dengan nama baru, yaitu Teuku Muhammad Hasan. Setelah penggantian nama
                                                                                                                                                                  TM Hasan menjadi lebih sehat dan kelihatan semakin gemuk. TM Hasan kecil tidak lama tinggal di
                                                                                                                                                                  Gampong Peukan Sot. Ia dipindahkan ayahnya ke Gampong Sukon. Rumah tempat tinggalnya yang baru
                                                                                                                                                                  dikenal oleh masyarakat sekeliling dengan nama rumoh buluko, dekat dengan rumoh (rumah) geudong,
                             Masa Jabatan                                                                                                                         yaitu rumah TBP Ibrahim yang lain yang ditempati oleh saudara-saudara TM Hasan lain ibu bersama
                                                                                                                                                                  dengan ibu mereka.
                             1948 - 1949
                                                                                                                                                                  Ada alasan tertentu yang menyebabkan TM Hasan bersama ibunya pindah ke rumoh buluko di Gampong
                                                                                                                                                                  Sukon. Alasan utama adalah rumah itu terletak dalam lingkungan masjid, sehingga suasana keagamaan
                                                                                                                                                                  akan lebih terasa pada diri TM Hasan kecil. Ini penting artinya bagi pembentukan watak anak-anak,
                                                                                                                                                                  khususnya bagi pembentukan nilai-nilai keagamaan, apalagi jika anak itu diharapkan menjadi orang yang
                                                                                                                                                                  saleh di kemudian hari. Alasan lain adalah agar TM Hasan lebih mengenal dan dapat bergaul dengan
                                                                                                                                                                  saudara-saudaranya lain ibu serta dapat mengenal lingkungan yang lebih luas daripada di Peukan Sot.
                                                                                                                                                                  Sehubungan dengan yang disebut terakhir akan lebih tampak setelah beberapa tahun kemudian ketika
                                                                                                                                                                  TM Hasan bersama dengan ibu serta adik-adiknya pindah lagi ke rumah yang baru di Keude Baro,
                                                                                                                                                                  Lampoh Saka, masih di daerah wilayah Uleebalang Pineung. Jika sebelumnya TM Hasan tinggal di dekat
                                                                                                                                                                  pantai di Peukan Sot dan Sukon sehingga dapat merasakan suasana kehidupan para nelayan, sekarang
                                                                                                                                                                  dapat mengenal lingkungan kehidupan para petani dengan segala keluh kesahnya setelah tinggal di
                                                                                                                                                                  tempat yang baru di daerah Selatan yang hawanya sejuk dan segar.

                                                                                                                                                                  Sebagai anak seorang uleebalang TM Hasan diasuh dan dididik agar pada saatnya nanti dapat menjadi
                                                                                                                                                                  seorang uleebalang pengganti ayahnya yang berwibawa dan bertanggung jawab terhadap keselamatan
                                                                                                                                                                  dan kesejahteraan rakyat di daerahnya. Sehubungan dengan itu pula TM Hasan diberi kesempatan
                                                                                                                                                                  seluas-luasnya bergaul dan bermain dengan anak-anak sebayanya, yang tidak hanya berasal dari kalangan
                                                                                                                                                                  keluarga  uleebalang, tetapi juga dari kalangan rakyat biasa agar dapat lebih mengenal lingkungan
                                                                                                                                                                  kehidupan dan aspirasi rakyat kecil yang kelak dipimpinnya. Karena itu tidak mengherankan apabila
                                                                                                                                                                  setiap saat ia bermain dengan gembira bersama anak-anak orang biasa di sepanjang pinggir jalan ataupun
                                                                                                                                                                  berenang di Sungai Krueng Beurebo ketika tinggal di rumah buluko Gampong Sukon. Setelah pindah ke
                                                                                                                                                                  Rumah Sagoe di Keudee Baro ia juga bermain dengan teman-teman sebayanya di kali kecil di tengah
                                                                                                                                                                  sawah di antara para petani yang sedang membajak sawah. Setelah meningkat remaja ia bersama dengan
                                                                                                                                                                  para pemuda di kampungnya sering berburu binatang di hutan pinggir kampung, sehingga kebiasaan
                                                                                                                                                                  berburu itu menjadi salah satu hobinya sampai dewasa. Ia sering menembak babi dan elang yang selalu

                                                                                                                                                                  mengganggu tanaman dan binatang peliharaan penduduk kampung. Dalam hal berburu ia memperoleh



                             82   MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  83
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99