Page 95 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 95
Teuku Moehammad Hasan
MASA KECIL
Mr. Teuku Muhammad Hasan (TM Hasan) dilahirkan pada tanggal 4 April 1906 di Gampong Peukan
Sot, sebuah kampung yang terletak kira-kira 2,5 km dari kota Sigli yang sekarang menjadi ibukota
Daerah Tingkat II Kabupaten Pidie, Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Ayahnya bernama Teuku Bintara
Pineung (TBP) Ibrahim bin TBP Po Itam bin TBP Sigee, seorang uleebalang kenegrian Pineueng dan
Raja Peukan Baro, sebuah kota pelabuhan di perairan Selat Malaka yang ramai disinggahi kapal-kapal
asing sebelum pelabuhan Sigli dibuka oleh pemerintah Kolonial Belanda pada awal abad ke-20. Ibunya
bernama Cut Manyak binti Teuku Muhammad (Teungku di Bubue).
Pada waktu lahir TM Hasan diberi nama Teuku Sarung. Keadaan fisik Teuku Sarung kecil dari hari
ke hari tidak bertambah baik, kesehatannya selalu terganggu, sedang badannya kelihatan kurus.
Ada kepercayaan dalam masyarakat Aceh umumnya bahwa keadaan anak yang demikian terutama
disebabkan oleh pemberian nama yang tidak sesuai. Oleh karena itu beberapa tahun kemudian nama
Teuku Sarung diganti dengan nama baru, yaitu Teuku Muhammad Hasan. Setelah penggantian nama
TM Hasan menjadi lebih sehat dan kelihatan semakin gemuk. TM Hasan kecil tidak lama tinggal di
Gampong Peukan Sot. Ia dipindahkan ayahnya ke Gampong Sukon. Rumah tempat tinggalnya yang baru
dikenal oleh masyarakat sekeliling dengan nama rumoh buluko, dekat dengan rumoh (rumah) geudong,
Masa Jabatan yaitu rumah TBP Ibrahim yang lain yang ditempati oleh saudara-saudara TM Hasan lain ibu bersama
dengan ibu mereka.
1948 - 1949
Ada alasan tertentu yang menyebabkan TM Hasan bersama ibunya pindah ke rumoh buluko di Gampong
Sukon. Alasan utama adalah rumah itu terletak dalam lingkungan masjid, sehingga suasana keagamaan
akan lebih terasa pada diri TM Hasan kecil. Ini penting artinya bagi pembentukan watak anak-anak,
khususnya bagi pembentukan nilai-nilai keagamaan, apalagi jika anak itu diharapkan menjadi orang yang
saleh di kemudian hari. Alasan lain adalah agar TM Hasan lebih mengenal dan dapat bergaul dengan
saudara-saudaranya lain ibu serta dapat mengenal lingkungan yang lebih luas daripada di Peukan Sot.
Sehubungan dengan yang disebut terakhir akan lebih tampak setelah beberapa tahun kemudian ketika
TM Hasan bersama dengan ibu serta adik-adiknya pindah lagi ke rumah yang baru di Keude Baro,
Lampoh Saka, masih di daerah wilayah Uleebalang Pineung. Jika sebelumnya TM Hasan tinggal di dekat
pantai di Peukan Sot dan Sukon sehingga dapat merasakan suasana kehidupan para nelayan, sekarang
dapat mengenal lingkungan kehidupan para petani dengan segala keluh kesahnya setelah tinggal di
tempat yang baru di daerah Selatan yang hawanya sejuk dan segar.
Sebagai anak seorang uleebalang TM Hasan diasuh dan dididik agar pada saatnya nanti dapat menjadi
seorang uleebalang pengganti ayahnya yang berwibawa dan bertanggung jawab terhadap keselamatan
dan kesejahteraan rakyat di daerahnya. Sehubungan dengan itu pula TM Hasan diberi kesempatan
seluas-luasnya bergaul dan bermain dengan anak-anak sebayanya, yang tidak hanya berasal dari kalangan
keluarga uleebalang, tetapi juga dari kalangan rakyat biasa agar dapat lebih mengenal lingkungan
kehidupan dan aspirasi rakyat kecil yang kelak dipimpinnya. Karena itu tidak mengherankan apabila
setiap saat ia bermain dengan gembira bersama anak-anak orang biasa di sepanjang pinggir jalan ataupun
berenang di Sungai Krueng Beurebo ketika tinggal di rumah buluko Gampong Sukon. Setelah pindah ke
Rumah Sagoe di Keudee Baro ia juga bermain dengan teman-teman sebayanya di kali kecil di tengah
sawah di antara para petani yang sedang membajak sawah. Setelah meningkat remaja ia bersama dengan
para pemuda di kampungnya sering berburu binatang di hutan pinggir kampung, sehingga kebiasaan
berburu itu menjadi salah satu hobinya sampai dewasa. Ia sering menembak babi dan elang yang selalu
mengganggu tanaman dan binatang peliharaan penduduk kampung. Dalam hal berburu ia memperoleh
82 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 83