Page 170 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 170

sekumpulan  orang-orang  yang  beriman.  Laki-laki  yang
            berzina  tidak  mengawini  melainkan  perempuan  yang
            berzina,  atau  perempuan  yang  musyrik;  dan  perempuan
            yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang
            berzina  atau  laki-laki  musyrik,  dan  yang  demikian  itu
            diharamkan atas orang-orang yang mukmin”. (an-Nu>r/ 23:
            2-3).

                   Ayat  di  atas  menerangkan  fari>dah (kewajiban)

            hukuman  bagi  pezina  (laki  maupun  perempuan)  dengan
            hukuman cambuk 100 kali. Hukuman dengan dijilid 100
            kali sekilas jika diperhatikan, kemungkinan tidak terdapat
            kelonggaran  atau  keringanan.  Akan  tetapi  menurut
            Syahru>r  pada  hukuman  yang  demikian  beratnya,  masih
            terdapat  keringanan.  Keringanan  tersebut  terletak  pada
            syarat-syarat  pelaksanaan  h}add  (putusan  hukum)  yang
            mengharuskan hadirnya empat orang saksi.  250

                   Sehingga  jika  hanya  ditemukan  tiga  orang  saksi
            yang bersumpah menyaksikan perbuatan kotor antara laki
            dan  perempuan,  maka  mereka  yang  dihukum  dengan  83
            kali  di  bawah  tuduhan  atas  kehormatan  (qazaf  al-I’ra>d).
                                                          \
            dengan  demikian  perilaku  keji  yang  dilakukan  laki  dan
            perempuan  tidak  dikatakan  zina  kecuali  jika  disertai
            dengan empat orang saksi. Sebagai kesimpulan perhatikan
            definisi berikut:




            250  Muhammad Syahru>r, al-Islam wa al-Ima>n; Manzu>mah al-Qiyam ,…
                                     >
                  hlm. 61.
                                       156
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175