Page 142 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 142
Penyandang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
Lebih dari setengah (55,00 persen) lansia telantar makan makanan pokok
kurang dari 14 kali dalam seminggu. Jumlah tersebut meningkat drastis
dalam sembilan tahun terakhir, dimana hanya 16,46 persen pada tahun
2003.
7.2.3 Makan Lauk Pauk Berprotein Tinggi
Pola konsumsi makanan yang bergizi menjadi kriteria ketelantaran lansia,
yang diukur dari frekuensi makanan berprotein tinggi nabati dan hewani dalam
seminggu. Protein dapat menyumbang 10-12 persen energi sehari-hari, kecuali jika
makanan pokok yang dikonsumsi sudah mengandung protein. Sumber protein tinggi
dapat diperoleh baik dari makanan nabati maupun makanan hewani. Kriteria
ketelantaran terpenuhi jika seorang lansia hanya mengkonsumsi lauk-pauk
berprotein tinggi nabati kurang dari empat kali dan berprotein tinggi hewani kurang
dari tiga kali dalam seminggu.
Gambar7.5
Persentase Lansia Telantar Menurut Frekuensi Makan Makanan
Berprotein Tinggi Nabati dalam Seminggu,2003, 2006, 2009 dan 2012
70,00 64,12
60,99
60,00 56,96 2003
2006
48,27
50,00 2009
2012
40,00
30,00
21,21 20,81
20,00 16,73 18,36 14,09 15,31
12,55 13,72 14,44
10,85
10,00 5,05 6,51
0,00
<= 3 kali 4-6 kali 7-13 kali >= 14 kali
Sumber: BPS, Susenas 2003, 2006, 2009, 2012
Gambar 7.5 di atas memperlihatkan bahwa persentase lansia telantar yang
mengkonsumsi makanan berprotein tinggi nabati 4-6 kali seminggu mengalami
peningkatan yang signifikan selama sembilan tahun terakhir. Akan tetapi mengalami
penurunan pada frekuensi 14 kali atau lebih. Pada tahun 2012, sebanyak 56,96
persen lansia telantar yang mengkonsumsi makanan berprotein tinggi nabati kurang
ar
Lansia Terlant
ar
Lansia Terlantar
| 114 Lansia Telantar Lansia Terlantar
Lansia Terlant