Page 154 - Profil PMKS Update 2014_Neat
P. 154
Penyandang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2012
Proporsi lansia telantar yang bekerja sebagai buruh mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun selama sembilan tahun terakhir. Pada tahun 2003, sebanyak
14,24 persen lansia telantar yang bekerja sebagai buruh. Meningkat menjadi 19,73
persen pada tahun 2006, 20,24 persen pada tahun 2009, dan 26 33 persen pada
tahun 2012. Proporsi terbesar adalah mereka yang berusaha sendiri, sebanyak
62,81 persen pada tahun 2012.
Gambar 7.11
Persentase Lansia Telantar yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dalam
Seminggu, 2003, 2006, 2009 dan 2012
2003 69,35 14,24 16,41
2006 71,26 19,73 9,01
2009 66,61 20,24 13,15
2012 62,81 26,33 10,85
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Berusaha Sendiri Buruh Pekerja Keluarga
Sumber: BPS, Susenas 2003, 2006, 2009, 2012
Berdasarkan lapangan usaha utama, sebanyak 66 persen lansia telantar
bekerja di sektor pertanian pada tahun 2012. Proporsi lansia telantar yang bekerja
di sektor pertanian di perdesaan (76,82 persen) jauh lebih tinggi daripada di
perkotaan (40,08 persen). Sebanyak 13,75 persen lansia telantar yang bekerja di
sektor perdagangan, 11,47 persen di sektor industri, dan sisanya bekerja di sektor
jasa-jasa lainnya. Proporsi lansia telantar yang bekerja di sektor perdagangan di
perkotaan (26,03 persen) jauh lebih besar daripada di perdesaan (8,63 persen). Hal
ini menunjukkan bahwa secara umum lansia telantar di perkotaan lebih cenderung
bekerja di sektor perdagangan daripada di perdesaan. Dilihat menurut jenis kelamin,
persentase lansia telantar perempuan yang bekerja di sektor perdagangan (20,89
persen) lebih besar dibandingkan lansia telantar laki-laki (9,25 persen).
Lansia Terlant
Lansia Terlantar
| 126 Lansia Telant ar Lansia Terlantar
ar
Lansia Terlantar