Page 6 - Sinar Tani Edisi 4088
P. 6
6 Edisi 28 Mei - 3 Juni 2025 | No. 4088 Tahun LV
Arif Sulap
Atap Rumah
jadi Kebun
Melon
Bagi masyarakat yang yang khas. ”Awalnya saya mencoba pertanian kota bisa memberikan farming bisa menjadi solusi untuk
ketahanan pangan di kota-kota
jenis
sebagai
penghasilan.
sebelum
melon
beberapa
peluang
tinggal di kota besar akhirnya memutuskan bahwa Karena itu, Arif berharap semakin besar. Jika semakin banyak orang
kerap beralasan tidak varietas Kirin paling cocok ditanam” banyak anak muda yang tertarik memanfaatkan lahan terbatas
bisa bertani karena ungkapnya. untuk bertani, baik untuk kebutuhan mereka untuk bertani, maka
pangan
kebutuhan
bisa
lokal
sendiri maupun sebagai peluang
lahan yang sempit. Ajak Generasi Muda usaha. lebih terpenuhi tanpa harus selalu
Dalam mengembangkan melon
Sebagai upaya menarik anak
Padahal jika mereka hidroponik, Arif bercerita, setahun muda terjun ke dunia pertanian, Arif bergantung pada pasokan dari
daerah lain.
mau dan kreatif, lahan lalu dirinya mengajak remaja sekitar rutin mengadakan pelatihan gratis. Dengan semangat berbagi,
terbatas pun bisa untuk bertani di Latar Babe. Anak- Ia berharap semakin banyak orang kreativitas dalam memanfaatkan
anak
yang
sebelumnya
lahan terbatas, serta inovasi dalam
yang mau bertani di rumah mereka
muda
menjadi ladang untuk menghabiskan waktu dengan sendiri. “Saya ingin anak-anak muda pemasaran, Latar Babe tak hanya
bertani. bermain gawai hingga begadang, belajar dan menerapkan ilmu ini di menjadi tempat bertani, tetapi juga
sumber inspirasi bagi banyak orang.
rumah mereka. Tidak harus besar,
kini aktif menanam melon.
Kini setidaknya ada 10 remaja yang penting mulai,” katanya. Banyak masyarakat yang mulai
i tengah padatnya ibu yang aktif terlibat dalam kegiatan Dalam pelatihan ini, Arif tertarik untuk mengembangkan
kota, Ahmad Syarif bertani dengan latar belakang yang mengajarkan teknik bercocok tanam model serupa di lingkungan mereka
yang akrab disapa Arif bermacam-macam. Salah seorang yang sederhana, mulai dari memilih sendiri.
membuktikan bahwa pengelolanya adalah guru olah bibit, merawat tanaman, hingga Arif berharap semakin banyak
berkebun tak harus raga di salah satu sekolah SMP di panen yang optimal. Ia juga berbagi orang yang terinspirasi untuk mulai
Dmemiliki lahan luas. wilayah Jagakarsa. ”Ada yang kini tips bagaimana memasarkan bertani di rumah masing-masing.
Berawal dari hobi dan profesinya kuliah di IPB, bahkan ada yang hasil panen, terutama dengan Dengan demikian, pertanian
sebagai penyuluh pertanian, Arif akan ikut Magang Jepang program memanfaatkan media sosial agar kota bisa berkembang lebih luas
mendirikan "Latar Babe", yang Pemerintah,” katanya. lebih banyak orang yang tertarik dan memberikan manfaat bagi
merupakan singkatan "Lahan Keaktifan generasi muda membeli. masyarakat. Herman/Yul
Terbatas Bawa Berkah". tersebut membuktikan bahwa usaha Arif menekankan urban
Tinggal di Jakarta Selatan, Arif
justru bertugas sebagai penyuluh
pertanian THL-TBPP di wilayah
Cakung, Jakarta Timur. Namun, Petik, Timbang dan Bayar
dirinya merasa perlu memiliki lahan
praktik sendiri. Namun karena
terbatasnya ruang bertanam, Arif esuatu yang unik dan instagramable kini menjadi media bagi masyarakat untuk menampilkan
pun mengubah atap rumahnya yang keeksisan diri. Hal ini ditangkap Ahmad Syarif untuk menyosialisasikan usaha budidaya melonnya.
sebelumnya tidak dimanfaatkan Strategi pemasaran ini terbukti efektif menarik perhatian dan memperluas jangkauan pasar.
menjadi lahan produktif, bahkan yang SKini menurut Arif, sapaan akrabnya, banyak yang datang untuk berfoto, membuat video, hingga
kini menjadi sumber penghasilan membagikan pengalaman mereka di media sosial. Apalagi, ia menerapkan konsep "Petik, Timbang, Bayar".
tambahan. “Saya telah merasakan Jadi saat panen, pengunjung bisa langsung memetik melon sendiri,
sendiri manisnya hasil panen, baik menimbang, lalu membayar sesuai beratnya.
dari segi rasa maupun manfaat “Awalnya ada yang ragu karena harga melonnya
ekonomi,” ujarnya. Rp50.000 per kg. Tapi setelah mereka coba sendiri,
Berlokasi di Kelurahan Cipedak, mereka memahami kualitasnya, dan akhirnya jadi
Jagakarsa, Jakarta Selatan, Latar pelanggan tetap,” kata Arif. Bahkan konsep ini sukses
Babe kini berkembang menjadi menarik minat banyak orang, termasuk pejabat dan
pusat urban farming yang menarik tokoh masyarakat. Latar Babe telah dikunjungi anggota
perhatian masyarakat dan berbagai DPRD, DPR RI, dan dalam waktu dekat.
kalangan, mulai dari pecinta tanaman Keberhasilan ini membuktikan bahwa pertanian
hingga pejabat pemerintahan kota perkotaan memiliki potensi besar jika dikelola dengan
DKI Jakarta. Saat ini, Latar Babe baik. Bahkan Arif tidak hanya berbisnis, dirinya siap
memiliki lahan 150 meter persegi berbagi ilmu kepada warga yang ingin mulai bertani
yang ditanamin melon dengan di lahan terbatas.
sistem hidroponik dan 60 meter “Bertani bukan soal tangan panas atau tangan
persegi untuk tabulampot buah. dingin, tapi soal mau belajar atau tidak. Saya selalu
“Di awal, saya coba menanam bilang, kalau belum tahu, cari ilmunya. Kalau belum
empat pohon melon. Banyak yang mau, ya sulit untuk memulai. Yang penting ada niat
suka, akhirnya saya tambah jadi 30 dulu, lalu kita bisa mulai bertani,” tuturnya.
pohon, lalu berkembang menjadi Arif melihat, masyarakat perkotaan
153 pohon. Setiap panen, permintaan membutuhkan solusi bercocok tanam yang
semakin meningkat. Bahkan mudah, murah, dan berkelanjutan. Tak sekadar
sebelum panen tiba, banyak yang mengajarkan teori, ia mendampingi mereka
sudah memesan lebih dulu,” ujar Arif. hingga berhasil. Di Latar Babe, Arif menanam mulai
Melihat antusiasme masyarakat, dari tanaman hias, tabulampot (tanaman buah
Arif pun semakin serius menanam dalam pot), hingga yang paling menarik perhatian
melon varietas Kirin, yang terkenal yaitu melon. Herman/Yul
dengan kulit kuning keemasan,
daging renyah, dan rasa manisnya