Page 8 - Sinar Tani Edisi 4088
P. 8
8 Edisi 28 Mei - 3 Juni 2025 | No. 4088 Tahun LV
Melon Davina,
Jawaban
Keresahan
Petani
Melon Davina F1 hadir PT East West Seed Indonesia. dengan net halus yang merata dan Glenn, bukan karena tren, melainkan
Kehadiran Davina F1 menurut
Davina F1 memang dirancang
kulit mengkilap yang menggoda.
sebagai jawaban dari untuk tangguh sejak dini. Dengan Tak hanya enak dilihat, melon ini karena kebutuhan. Ia lahir dari riset
keresahan petani. ketahanan alami terhadap serangan juga manis menggoda, dengan panjang, uji lapangan yang keras,
Bukan hanya, rasanya virus kuning dan mosaik, melon ini tingkat kemanisan mencapai 12 brix dan dialog mendalam dengan
setara dengan melon premium non-
mampu bertahan di daerah yang
petani yang setiap hari berjibaku
yang manis, tapi dulunya dikenal sebagai “kuburan antivirus dan teksturnya renyah. Inilah dengan iklim, hama, dan tantangan
tanamannya tahan melon.” Petani pun tak lagi was-was nilai lebih Davina dibanding melon pasar. Melalui pendekatan ilmiah
yang membumi, benih ini menjadi
tahan virus lain yang umumnya kalah
saat musim tanam datang, bahkan
virus kuning dan bisa mereka kembali bersemangat manis. bukti bahwa inovasi bukan hanya
ini
juga
melon
Ukurannya
panen cepat. Karena menanam, karena hasilnya nyata. ideal untuk kebutuhan pasar ritel milik laboratorium, tapi juga milik
petani di pelosok negeri.
“Saat kami kunjungi sentra melon
itu, tidak heran, melon di Jawa Timur, petani menyebut maupun industri. Di pasar modern Di Tuban dan Ponorogo
ini mendapat julukan nama Davina berkali-kali. Di pasar, maupun tradisional, ukuran jadi dua daerah yang dulu trauma
pedagang juga menyebut ‘yang ini
pertimbangan
menanam melon karena serangan
penting.
Menurut
raja baru di ladang Davina, Pak,’ karena mereka tahu ini penuturan pedagang buah di Pasar virus kuning, Davina F1 menjadi
petani. melon yang aman dan manis,” lanjut Induk Kramat Jati, Jakarta, melon titik balik. Ladang yang semula
Glenn. yang terlalu besar susah dipasarkan dibiarkan kosong kini kembali hijau.
Keunggulan Davina F1 tak ke konsumen rumah tangga, tetapi Petani yang dulu nyaris menyerah
berhenti pada daya tahan terhadap Davina ukurannya pas, bahkan untuk kini kembali memanen. Bagi
elon menjadi salah penyakit. Dari segi agronomi, melon catering atau buah potong. mereka, Davina bukan cuma nama,
satu buah yang selalu ini juga mencuri perhatian. Bisa Dengan ukuran yang berkisar tapi harapan baru yang tumbuh
mendapat tempat dipanen dalam waktu 62 hari setelah antara 2–3 kg/buah, Davina F1 masuk nyata.
di hati masyarakat tanam (HST), bobot per buah berkisar ke kategori grade A. Dengan postur “Dulu, kami tidak berani tanam
Indonesia. Mulai dari antara 1,3-1,6 kg, dengan potensi hasil tersebut, membuatnya lebih mudah melon. Virus kuning habis-habisan
Mpotongan kecil di panen mencapai 50 ton/ha. “Untuk diterima pasar, baik di sektor ritel, menghantam. Tapi sejak coba
warung pinggir jalan hingga sajian petani, waktu adalah uang. Semakin supermarket, hingga ekspor. Bahkan, Davina F1, beda cerita. Tanamannya
elegan di restoran bintang lima, buah cepat panen, semakin cepat untung. beberapa pembeli di Kramat Jati sehat, buahnya manis, dan bisa
ini hadir menyapa lidah konsumen. Davina F1 menjawab kebutuhan itu,” sudah secara spesifik meminta dijual cepat,” ujar seorang petani
Namun, di balik pasar melon yang kata Glenn. “melon Davina” karena kualitasnya di Ngawi, Ivo Bastian dalam media
menjanjikan tersebut, ada cerita getir Bentuk buahnya bulat cantik, konsisten. sosialnya. Gsh/Yul
yang petani alami yakni serangan
hama dan penyakit yang tak kunjung
reda.
Salah satu penyakit yang menjadi Melon Inthanon, si Mini dari Negeri Gajah Putih
momok adalah virus kuning dan virus
mosaik. Virus ini menyebar melalui anyak jenis melon yang berkembang di dalam negeri. Salah satunya melon Inthanon. Berbeda dengan
kutu kebul dan dapat membuat B melon umumnya, jenis ini ukurannya kecil, sehingga ketika dikonsumsi bisa langsung habis. Meski
tanaman rusak parah. Cirinya, ukurannya mini, menanam Melon Inthanon labanya besar.
daunnya mengeriting, buahnya Salah satu yang mengembangkan melon mini ini adalah Kelompok Tani Gede Harepan di Cianjur.
mengecil, bahkan bisa menyebabkan Uniknya lagi, meski ukurannya mini, melon Inthanon memiliki brix (tingkat kemanisan) mencapai angka 16,
gagal panen total. Akibatnya, banyak tekstur renyah, netnya banyak dan menonjol keluar.
petani melon di daerah endemik Ketua Kelompok Tani Gede Harepan, Uden Suherlan mengatakan, pada awalnya bersama 84 anggota
seperti Blora, Grobogan, dan Ngawi lainnya mengembangkan paprika dan aneka komoditas hortikultura lainnya. Semenjak pandemi, usaha
sempat menyerah dan enggan taninya beralih ke melon kimochi. melon Inthanon ini setahun bisa 5 kali panen.
menanam kembali. Selain Kelompok Tani gede Harepan yang menuai untung dari budidaya melon Inthanon. Badan Usaha
Milik Desa (Bumdes) Adipati Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto juga tengah
Keunggulan Davina mengembangkan budidaya melon premium jenis Inthanon
Kini ada harapan baru datang dengan system greenhouse.
lewat benih unggul dari PT East West Asal usul melon Inthanon ini pertama kali dikembangkan
Seed Indonesia (EWINDO), yang petani di sekitar Gunung Inthanon, Thailand, yang memiliki
dikenal dengan merek Cap Panah iklim dan tanah ideal untuk buah berkualitas tinggi. Melalui
Merah. Mereka memperkenalkan teknologi modern dan praktik pertanian berkelanjutan,
Melon Davina F1, varietas tangguh para petani berhasil menciptakan melon premium ini, yang
yang membawa secercah harapan di kini menjadi pilihan populer di pasar internasional, termasuk di
tengah gelapnya ancaman virus. Indonesia.
“Melon Davina F1 bukan sekadar Melon ini tumbuh di dataran tinggi yang sejuk, baik di Thailand
tahan virus, tapi juga memenuhi maupun di Indonesia. Ada beberapa kelebihan melon Inthanon
kebutuhan pasar dan petani. Ini yakni, rasa dan aroma yang unik. Rasa manis intens dan aroma harum
bukan produk coba-coba. Kami uji membuatnya terasa lebih premium. Tekstur yang juicy dan lembut
langsung di daerah endemik virus menciptakan pengalaman segar setiap kali disantap. Yul
tinggi seperti Ngawi dan Blora,” ujar
Glenn Pardede, Managing Director

