Page 106 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 106
sebagai Sang Pencipta, dengan sesama manusia serta dengan alam lingkungan, yang
terakomulasi dalam konsep tri hita karana yaitu tiga hubungan yang menyebabkan
kebahagiaan.
Upacara agama menjadi suatu yang penting sebagai bagian dari tri kerangka
dasar agama Hindu. Seperti disebutkan dalam Manawa Dharmasastra VII, 10, ada
lima dasar penerapan Dharma (termasuk upacara) yaitu Ikşa, Śakti, Deśa, Kāla dan
Tattwa. Ikşa, artinya, pandangan atau cita-cita seseorang, Śakti artinya kemampuan,
Desa artinya ketentuan setempat (tempat) Kala artinya waktu dan tattwa artinya
hakikat kebenaran Veda.
Jadi dalam melaksanaakan suatu upacara penentuan waktu dewasa menjadi
suatu yang sangat penting. Seperti contoh untuk mendapatkan Vitamin D dari Sinar
matahari, maka sebaiknya berjemur dilakukan pada pagi hari, bukan pada siang hari,
artinya mencari atau melakukan sesuatu pada waktu yang tepat bisa berhasil sesuai
dengan tujuan. Hal senada terkait dengan ketepatan waktu juga disebutkan dalam
kitab Sàrasamuccaya 183 sebagai berikut:
“Ayanûu ca yaddattaý,
ûadacìtimukheûu ca,
candrasùryoparàge ca,
viûuve ca tadakûawam”
Terjemahan :
Inilah perincian waktu yang baik, ada yang disebut daksinayana,
waktu matahari bergerak ke arah selatan, ada yang disebut uttarayana,
waktu matahari bergerak ke arah utara (dari khatulistiwa). Ada yang
dinamakan sadacitimukha yaitu pada saat terjadinya gerhana bulan
atau matahari, wisuwakala yaitu matahari tepat di khatulistiwa, adapun
pemberian dana serupa benda pada waktu yang demikian itu sangat
besar sekali pahalanya.
Berdasarkan sloka tersebut mengandung makna bahwa pemberian dana pada
waktu-waktu yang ditentukan tersebut akan memberikan pahala yang sangat besar.
Jadi untuk mendapatkan suatu hasil atau pahala yang baik dari suatu kegiatan
(upacara agama) ditentukan oleh waktu yang tepat dari pelaksanaannya. Berangkat
hal tersebut di bawah ini akan diberikan beberapa contoh padewasan untuk melakukan
upacara agama yang termasuk kedalam upacara Panca Yajña.
1. Melakukan Upacara Dewa Yajña
Selain upacara agama yang dilakukan pada hari-hari suci baik yang ditentukan
berdasarkan atas wewaran, wuku, penanggal, panglong, sasih, yang dirayakan oleh
umat Hindu secara berkala dan berkelanjutan, dalam kesempatan ini akan diberikan
contoh-contoh padewasan untuk nangun (memulai) upacara Dewa Yajña.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 99

