Page 155 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 155
mendapatkan hukuman seperti itu. Kemudian akhirnya Sang Jaratkaru menanyakan
penyebabnya sampai terhukum, lalu roh itu menjawab, saya ini yang kau tanyai,
saya akan katakan keadaan saya semua, keturunan kami putus itulah sebabnya saya
pisah dari dunia leluhur dan tergantung di bambu besar ini seakan-akan sudah masuk
neraka. Saya punya seorang keturunan bernama Jaratkaru. Ia pergi karena ingin
melepaskan ikatan kesengsaraan orang, ia tidak punya istri, karena menjadi seorang
brahmacari sejak masih kecil.
Itulah sebabnya saya ada di buluh ini, karena berata semadinya keturunan saya di
asrama pertapaannya. Mungkin ia telah hebat ilmunya namun apabila putus keturunannya
niscaya tidak ada buah dari tapanya. Saya tidak berbeda seperti orang yang melaksanakan
perbuatan hina yang pantas mendapat sengsara. Rugi rupanya perbuatan saya yang baik
pada waktu hidup. Kalau kiranya engkau belas kasihan kepada saya, pintalah kasihannya
sang wiku Jaratkaru supaya suka berketurunan, supaya saya dapat pulang ke tempat para
leluhur, katakanlah bahwa saya menderita sengsara, supaya ia juga berbelas kasihan.
Mendengar kata-kata leluhurnya itu, makin berlinang-linanglah air matanya dan
tanpa disadari ia menangis, hatinya makin tersayat melihat leluhurnya menderita,
lalu berkata: “saya inilah yang bernama Jaratkaru, seorang keturunanmu yang gemar
bertapa, bertekad menjadi brahmacari, kiranya sekaranglah penderitaanmu berakhir
sebab selalu sempurna tapa yang telah berlangsung. Adapun kalau itu yang menjadi
kendala untuk kembali ke surga, janganlah khawatir, saya akan memberhentikan
kebrahmacarian saya”.
Saya akan mencari istri agar mempunyai anak. Adapun istri yang saya kehendaki
adalah istri yang namanya sama dengan nama saya supaya tidak ada pertentangan
dalam perkawinan saya. Kalau saya telah berputra saya akan menjadi brahmacari lagi.
Demikian kata Sang Jaratkaru dan pergilah ia mencari istri yang senama dengan dia.
Semua penjuru sudah dimasukinya namun belum mendapatkan istri yang senama dengan
dia, maka dia tidak tahu apa yang akan dikerjakan dengan tanpa disadari dia mencari
pertolongan kepada bapaknya supaya dapat menghindarkan dirinya dari sengsara.
Kemudian masuklah ia ke hutan sunyi, sambil menangis mengeluh kepada segala
makhluk, termasuk makhluk yang tidak bergerak. Saya ini Jaratkaru seorang brahmana
yang ingin beristri berilah saya istri yang senama dengan saya Jaratkaru, supaya saya
berputra, supaya leluhur saya pulang ke surga. Seru dan tangis sang Jaratkaru terdengar
oleh para naga, dalam waktu singkat disuruhlah para naga mencari brahmana itu
yang bernama Jaratkaru oleh Sang Basuki, yang akan diberikan pada adiknya yang
bernama Nagini yang diberi nama Jaratkaru agar mempunyai anak brahmana yang
akan menghindarkan dirinya dari korban ular.
Terjadilah perkawinan kedua mempelai Jaratkaru yang senama, dengan berbagai
upacara. Kemudian Sang Jaratkaru mengadakan perjanjian kepada sang istri yaitu
jangan engkau mengatakan sesuatu yang tidak mengenakan perasaan, demikian pula
berbuat yang tidak senonoh. Kalau hal itu kau perbuat engkau akan kutinggalkan.
Demikianlah kata Sang Jaratkaru kepada istrinya, lalu merekapun hidup bersama.
Beberapa bulan kemudian terlihatlah tanda-tanda bahwa istrinya hamil.
148 | Kelas X SMA/SMK

