Page 158 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
        P. 158
     Demikianlah Sri Bhagawan Kresna menjelaskan agar kita melakukan pekerjaan
                   yang telah diwajibkan dengan benar dan tanpa terikat akan hasilnya. Tujuannya tiada
                   lain adalah agar semua karma atau perbuatan yang kita lakukan diubah menjadi yoga,
                   sehingga kegiatan itu dapat membawa kita menuju persatuan dengan Tuhan Yang
                   Maha Esa.
                      Bila seseorang melakukan perbuatan dengan kesadaran badan, yaitu bila mereka
                   menyamakan dirinya sebagai manusia yang berbuat, maka perbuatannya itu tidak
                   akan  menjadi  karma  yoga.  Setiap  perbuatan  yang  dilakukan  dengan  perasaan
                   mementingkan dirinya sendiri, dengan rasa keterikatan, yaitu merasa perbuatannya,
                   maka semua perbuatan semacam itu akan mengakibatkan kesedihan. Sehubungan
                   dengan itu, renungkan sloka berikut:
                                            na buddhi-bhedaḿ janayed
                                             ajñānāḿ karma-sańginām
                                               joṣayet sarva-karmāṇi
                                             vidvān yuktaḥ samācaran
                                             (Bhagavadgītā III.26.50).
                                                  Terjemahan:
                       Orang yang pandai seharusnya jangan menggoncangkan pikiran orang yang
                     bodoh yang terikat pada pekerjaannya. Orang yang bijaksana melakukan semua
                         pekerjaan dalam jiwa yoga, harus menyebabkan orang lain juga bekerja.
                      “Berkarmalah” untuk dapat mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup
                   ini sebagaimana dijelaskan dalam ajaran Catur Purusartha. Hanya dengan melakukan
                   kewajiban karma seseorang akan terbebas dari dari semua masalah yang dihadapinya.
                      Dari bagian-bagian catur asrama tersebut masing-masing dapat dijelaskan sebagai
                   berikut:
                   1.  Brahmacari
                      Brahmacari terdiri atas dua kata yaitu kata Brahma dan kata cari. Kata Brahma
                   berarti ilmu pengetahuan atau pengetahuan suci. Kata cari berarti tingkah laku dalam
                   mencari atau mengejar ilmu pengetahuan. Jadi Brahmacari berarti tingkatan hidup
                   bagi orang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan.
                            “Brahmacari ngaranya sang sedeng mangabhyasa Sang Hyang
                            Śāstra,mnwang Sang Wruh ring tingkah Sang hyang aksara, sang
                          mangkana karamanya sang Brahmacari ngaranya. (Silakrama hal 8)
                                                  Terjemahan:
                              Brahmacari namanya bagi orang yang sedang menuntut ilmu
                             pengetahuan dan yang mengetahui perihal ilmu huruf (aksara).
                      Brahmacari atau Brahmacarya dikenal juga dengan istilah hidup aguron-guron
                   atau Asewaka guru. Dalam istilah Jawa kuno disebut dengan lapangan hidup asrama,
                   yaitu tempat penampungan bagi siswa yang sedang menuntut ilmu. Di dalam tingkatan
                   Brahmacari ini guru mendidik para siswa atau murid dengan petunjuk kerohanian,
                   kebajikan, amal, pengabdian dan semuanya itu didasari oleh Dharma (kebenaran).
                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   151





