Page 162 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 162
Berhubungan dengan hal tersebut di atas maka semua manusia yang hidup di
atas dunia ini adalah berguru kepada Sang Hyang Wi dhi. Oleh karena itu maka kita
wajib untuk mentaati segala petunjuk ajaran yang diwahyukan berupa kitab suci dan
menjauhi segala larangannya, adalah merupakan jalan untuk mendekatkan diri pada
Guru Swadyaya (Sang Hyang Widhi Wasa).
Kewajiban kepada Guru Rupaka:
Guru Rupaka ialah orang tua (Ibu dan Bapak) yang mengadakan atau yang
ngerupaka kita. Sebagai seorang anak harus menyadari bahwa jasa orang tua (Ibu
dan Bapak) adalah sangat berat, dan tak ternilai berapa besar jasanya lebih-lebih sang
ibu yang mengandung dan melahirkan kita, dengan bertaruhan nyawa.
Demikian tinggi rasa cinta kasihnya ibu kepada kita, sehingga ia rela berkorban
untuk menjadi badan perantara untuk memperbanyak umat manusia di mayapada ini.
Dalam manu Smrti II, 227 ada disebutkan:
“Yam mata pitaram klesam sehete sambawe nmam natasya niskrtih sakya
kartum warsaca tai rapi
Terjemahan:
Penderitaan yang dialami oleh orang tua pada waktu melahirkan anaknya,
tidak dapat dibayar walaupun dalam waktu seratus tahun.
Kalau kita lihat dari persentasenya anak-anak itu sebagian besar bergaul dan
bersama orang tuanya, maka itu pengaruh orang tua sangat menentukan dalam
perkembangan watak/kepribadian si anak. Maka dari itu di dalam Sarasamuccaya
ada disebutkan:
Mātā gurutarā bhūmeh khāt
tathoccatarah pitā,
manah çighrataram wāyoçcintā
bahutarā trnāt.
Apan lwih temen bwatning ibu, Sangkeng bwatning lemah, katsangana, tar
bari-barin kalinganya, aruhur temen sang bapa sangke langit, adrs temen
ang manah sangkeng bayu, akweh temen angenangen sangkeng dukut.
(Sarasamuccaya, 240)
Terjemahan:
Sebab sesungguhnya ibu dikatakan lebih berat dari ibu pertiwi (tanah),
karenanya patut menghormati ia dengan sungguh-sungguh, demikian
pula lebih tinggilah sesungguhnya penghormatan kepada bapak daripada
tingginya langit, lebih deras jalannya pikiran dibandingkan dengan jalannya
angin, lebih banyak sesungguhnya angan-angan itu dibandingkan dengan
banyaknya rumput.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 155

