Page 165 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 165

“Samyaṅ mithyāprawrtte wā
                                           wartitawyam gurāwiha,
                                      gurunindā nihantyāyurmanusyānām
                                                nā samçayah.

                            Lawan waneh, hay wa juga ngwang mangupat ring guru,
                         yadyapin salah kene polahnira, kayatnākena juga gurūpacarana,
                   kasiddhaning kasewaning kadi sira, bwat amuharāpāyusa amangun kapāpan,
                                           kanin-dāning kadi sira’
                                            (Sarasamuccaya, 238)
                                                Terjemahan:
                      Sebagai seorang siswa (murid), tidak boleh mengumpat guru, walaupun
                     perbuatan beliau keliru, adapun yang harus diusahakan dengan baik ialah
                     perilaku yang layak kepada guru agar berhasil dalam menimba ilmu. Bagi
                   yang suka menghina guru, akan menyebabkan dosa dan umur pendek baginya.
                   Dalam  hal  belajar,  agama  Hindu  menguraikan  secara  panjang  lebar  mengenai
                 segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar seperti  umur dalam
                 belajar, tata tertib dalam belajar, materi pelajaran, dan upacara dalam menuntut ilmu.


                 Umur untuk belajar (Brahmacari)
                   Kitab Dharmasastra oleh Rsi Yajnawalkya menyatakan bahwa umur untuk mulai
                 belajar  adalah  umur  semasih  kanak-kanak  yakni  umur  lima  tahun  dan  selambat-
                 lambatnya umur delapan tahun. Pada umur delapan tahun seorang anak harus sudah
                 menikmati masa belajar melalui proses belajar mengajar.
                   Sedangkan  kitab  Grihya  Sutra  menyatakan  bahwa  masa  belajar  berlangsung
                 jangan  sampai  melampaui  batas  umur  24  tahun.  Ini  berarti  setelah  berumur  24
                 tahun seseorang sudah semestinya mempersiapkan diri untuk memasuki masa hidup
                 Grhasta. Dalam kitab Niti Sastra ada dijelaskan sebagai berikut:

                                       Taki-takining sewaka guna widya
                                     Smara-wisaya rwang puluh ing ayusya
                                     tȇngah i tuwuh san-wacana gȇgӧn-ta
                                       patilaring atmeng tanu pagurokȇn
                                               ( NitiśāstraV.I )
                                                Terjemahan:
                         Seorang pelajar wajib menuntut pengetahuan dan keutamaan. Jika
                        sudah berumur 20 tahun orang harus kawin. Jika sudah setengah tua
                     berpeganglah pada ucapan yang baik. Hanya tentang lepasnya nyawa kita
                                               mesti berguru.
                   Atas dasar itu maka seorang yang berumur di atas 20 tahun sudah dinyatakan
                 dewasa dan wajib memikirkan masa hidup berikutnya.




                 158  | Kelas X SMA/SMK
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170