Page 169 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 169

Nityam krodhāt tapo raksecchriyam
                                             raksecca matsarāt,
                                     widyām mānāwamānābhyāmātmānam
                                               tu pramādatah.

                     Nihan tang kayatnākena ikang tapa raksan, makasādhana kapa- demaning
                            krodha ika, kuneng hyang çrī, pademning īrsyā pangraksa
                      ri sira, kuneng sang hyang aji, pademning ahangkāra mwang awa-mana
                    pangraksa ri sira, yapwan karaksanyawakta, si tan pramada sadhana irika.
                                            (Sarasamuccaya 103)
                                                Terjemahan:
                  Inilah hendaknya engkau perhatikan, pegang teguh tapa dengan jalan memusnahkan
                   nafsu amarah itu, adapun Dewi Sri (kebahagiaan tertinggi) melalui pengendalian
                  kedengkian (sebagai) penyelamatnya, adapun ilmu darma sastra pemunah keakuan
                    dan lenyapnya kecongkakan yang ada pada dirinya, karena itu supaya engkau
                       menjaga dirimu, orang yang tidak lalai merupakan jaJan baginya di situ.

                   Atas dasar itulah jelas bahwa nafsu keinginan dan amarah harus dikendalikan
                 demi  ketenteraman  dan  kedamaian  hidup.  Pengendalian  atas  keduanya  itu  tentu
                 tidak sepontan akan berhasil tanpa latihan secara tekun dan terus-menerus dengan
                 dukungan ilmu pengetahuan kebenaran.
                   Jadi  disamping  melakukan  pengendalian  diri  maka  penguasaan  terhadap  ilmu
                 kebenaran dan ilmu kesucian tidak boleh diabaikan. Belajar melalui kitab suci harus
                 dilakukan  sebanyak-banyaknya  agar  sirnalah  kebodohan.  Sirnanya  kebodohan
                 adalah langkah awal untuk mengatasi kemarahan, kelobaan yang berarti menurunnya
                 frekuensi kesengsaraan hidup. Berjuanglah mengejar kebenaran untuk melenyapkan
                 kebodohan dengan belajar rajin, teratur, dan terus menerus.
                                          Ajṅānaprabhawam hīdam
                                          yaddhukhamu palabhyate,
                                           lobhādewa tad ajṅānam
                                             ajnana lobha ewa ca


                             Apan ikang sukhaduhkha kabhukti, punggung sangkanika,
                         ikang punggung, kalobhan sangkanika, ikang kalobhan, punggung
                            sangka nika, matangnyan punggung sangkaning sangsāra.
                                            (Sarasamuccaya 400)
                                                Terjemahan:
                    Sebab suka duka yang dialami, pangkalnya adalah kebodohan, kebodohan itu
                    ditimbulkan oleh loba, sedang loba itu kebodohanlah asalnya; oleh karenanya
                                   kebodohanlah asal mula kesengsaraan itu.






                 162  | Kelas X SMA/SMK
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174