Page 172 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 172

Setelah memasuki tingkat hidup Grhastha, bukan berarti masa belajar atau menuntut
                   ilmu  itu  berakhir  sampai  disitu  saja.  Belajar  tidak  mengenal  batas  usia.  Belajar
                   berlangsung  selama  hayat  dikandung  badan.  Maka  orang  mengatakan  masa  muda
                   adalah masa belajar. Hal ini mengandung arti bahwa tidak ada istilah tua dalam hal
                   belajar. Karena ilmu penge tahuan itu sifatnya berkembang terus. Ilmu yang didapatkan
                   dalam jenjang Brahmacari itu lebih diperdalam serta ditingkatkan lagi setelah menginjak
                   hidup berumah tangga (Gṛhaṣtha).
                      Dalam hidup berumah tangga ini ada beberapa kewajiban yang perlu dilaksanakan
                   yaitu:
                   a.  Melanjutkan keturunan
                   b.  Membina rumah tangga
                   c.  Bermasyarakat
                   d.  Melaksanakan Pañca Yajña
                      Untuk itu maka dalam jenjang kehidupan ini masalah artha dan kama menduduki
                   tujuan utama, dengan berlandaskan darma (kebenaran).
                   Kewajiban Suami dan Istri dalam Rumah Tangga
                      Kita  telah  ketahui  bahwa  keluarga  Hindu  menganut  hukum  patriaarchat  atau
                   patrilineal (kebapaan). Dengan demikian jelaslah di sini bahwa suami berkedudukan
                   sebagai kepala rumah tangga. Bila suami tidak mampu lagi bertindak sebagai kepala
                   rumah tangga, karena suatu penyakit atau meninggal maka istrilah yang menggantikan
                   suami selaku kepala rumah tangga.
                      Menurut undang-undang Perkawinan yaitu UU. No. 1 Tahun 1974 bahwa suami
                   dan istri masing-masing memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
                   tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Secara garis besarnya
                   kewajiban-kewajiban tersebut adalah:
                   a.  Hak dan kedudukan suami istri dalam pergaulan kehidupan dalam masyarakat
                      adalah seimbang.
                   b.  Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
                   c.  Suami sebagai kepala rumah tangga dan istri sebagai ibu rumah tangga.
                   d.  Suami  istri  wajib  saling  cinta  mencintai,  hormat  menghormati,  dan  saling
                      memberikan bantuan secara lahir dan batin.
                      Dalam  keluarga  terdapat  “Suami  Istri”  yang  memegang  peranan  penting  bagi
                   kesejahteraan “Keluarga” pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Adapun
                   hubungan  antara  suami  dan  istri  harus  dapat  menjalin  kerukunan  dalam  kesatuan
                   pikiran,  ucapan,  perbuatan  serta  sesuai  dengan  norma-norma  agama.  Hidup  suami
                   istri bukanlah merupakan suatu persaingan dalam menuntut persamaan hak dan bukan
                   merupakan suatu perlombaan dalam melakukan tugas dan kewajiban itu, melainkan
                   merupakan suatu keharmonisan dan kesatuan hidup lahir dan batin. Hal ini disimbulkan
                   sebagai ardanaraswari yaitu persatuan antara laki dan perempuan dalam satu badan.
                      Segala  kebajikan  perlu  diamalkan  dalam  rumah  tangga  sesuai  dengan
                   swadharmanya Gṛhaṣtha baik bersifat lahir maupun batin. Karena rumah tangga itu
                   adalah dunia kecil bagi kita dan merupakan sumber fakta-fakta yang menunjukkan



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   165
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177