Page 168 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 168

Berlatih di bidang fisik saja tidak cukup karena persoalan hidup manusia bukan
                   hanya persoalan lahiriah saja. Oleh karenanya patutlah unsur kejiwaan juga dilatih
                   agar terjadi keseimbangan dalam hidup ini. Unsur kejiwaan yang patut dilatih ialah
                   pengendalian keinginan dan kegemaran, sebab kedua ini sangat besar pengaruhnya
                   terhadap kondisi hidup manusia. Pengendalian terhadap kedua dorongan itu harus
                   benar-benar dilatih.
                                             Na jātu kāmah kāmānām
                                               Upa bhogena śāmyati
                                               havişā kŗşṇa vartmeva
                                              bhūya evābhi varddhate
                                          (Manawa Dharma Śāstra II. 94 )

                                                  Terjemahan:
                      Keinginan tak pernah lenyap dengan memperoleh benda-benda duniawi, hanya
                            akan lebih memperkuat, seperti halnya api yang disirami minyak
                                  Nora’na mitra manglȇwihane wara- guna maruhur
                                    nora’na satru manglȇwihane gȇlȇng ana ri hati
                                    nora’na sih mahānglȇwihane sihikang atanaya
                                   nora’na sakti daiwa juga çakti tan ana manahȇn
                                                  (NitiśāstraII. 5)
                                                  Terjemahan:
                            Tidak ada sahabat yang dapat melebihi pengetahuan yang tinggi .
                      Tidak ada musuh yang lebih berbahaya daripada nafsu jahat dalam hati sendiri.
                          Tidak ada cinta yang melebihi cinta orang tua kepada anak-anaknya.
                                      Tidak ada kekuatan yang menyamai nasib,
                                  karena kekuatan nasib tidak tertahan oleh siapapun.

                                       Yat krodhano yajati yaddadāti yadwwā
                                               tapastapati yajjuhoti,
                                        waiwaswatastaddharatyasya sarwam
                                         wŗthā çramo bhawati krodhanasya.

                        Apan ikang wwang kakawaça dening krodhanya, salwiring pinūjā-kenya,
                      sāwakaning pawehnya dāna, salwirning tapanya, salwirning hinomākenya, ika
                       ta kabeh bhatāra yama sira umalap phalanika, tanpa phala irya, twas nghel.
                                        matangnyat kawaçākena tang krodha.
                                               (Sarasamuccaya 102)
                                                  Terjemahan:
                           Sebab orang yang dikuasai oleh nafsu amarahnya, segala apa yang
                       dipersembahkannya, segala pemberian dana yang dilakukan olehnya, segala
                        macam tapanya, segala homa yang dikerjakannya, Bhatara Yamalah yang
                      mendapatkan hasilnya itu semua, tidak ada pahala baginya, kecuali kepayahan,
                                        karena itu kuasailah nafsu amarah itu.



                                                         Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti |   161
   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173