Page 18 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 18
Jika kita menanam benih tanpa terlebih dahulu menyiangi dan mempersiapkan
ladang sebaik-baiknya, kita tidak akan memperoleh hasil yang baik. Demikian pula
dalam ladang hati kita, jika semua sifat buruk yang bersifat mementingkan diri sendiri
tidak dibuang terlebih dahulu, kita tidak akan memperoleh hasil yang baik.
Sebagai Umat Hindu yakin bahwa adanya makhluk hidup karena makanan,
adanya makanan karena hujan, adanya hujan karena Yajña, adanya Yajña karena
karma. Ini mengandung makna yang sangat mulia bagi manusia. Hidup ini senantiasa
memerlukan kebutuhan-kebutuhan yang seimbang antara jasmani dengan rohani.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia harus berusaha dengan karmanya guna
membuahkan hasil atau pahala.
Demikian juga manusia untuk tetap menunaikan kewajibannya, melaksanakan
Yajñanya, baik Yajña yang dilakukan setiap hari maupun Yajña yang dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu.
Memahami Teks
Bentuk pelaksanaan Yajña dalam kehidupan selama ini hanya dirasakan pada
banten persembahan dan tata cara persembahyangan (upakara dan upacara). Namun
sebenarnya tidaklah demikian, yang disebut dengan Yajña adalah segala bentuk
kegiatan atau pengorbanan yang dilakukan secara tulus ikhlas tanpa pamrih. Seperti
diuraikan dalam śloka-śloka Bhagavadgītā, di bawah ini:
Dravya-yajñāna tapo-yajñā yoga-yajñās tathāpare,
Svādhyāya-jñāna-Yajñas ca yatayah saṁśita-vratāh.
(Bhagavadgītā IV.28.)
Terjemahan:
Setelah bersumpah dengan tegas, beberapa di antara mereka
dibebaskan dari kebodohan dengan cara mengorbankan harta
bendanya. Sedangkan orang lain dengan melakukan pertapaan yang
keras, dengan berlatih yoga kebathinan terdiri atas delapan bagian,
atau dengan mempelajari Veda untuk maju dalam pengetahuan rohani
Ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathaiva bhajāmy aham,
mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah.
(Bhagavadgītā IV.11.)
Terjemahan:
‛Sejauhmana orang menyerahkan diri kepadaku, aku menganugerahi
mereka sesuai dengan penyerahan dirinya itu, semua orang menempuh
jalanku, dalam segala hal, Wahai putra Pārtha’.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 11