Page 22 - Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Kelas X
P. 22
Vidhi-hīnam asṛṣṭānnaṁ mantra-hīnaṁ adakṣiṇam,
Śraddhā-virahitaṁ Yajñaṁ tāmasaṁparicakṣate.
(Bhagavadgītā XVII.13.).
Terjemahan:
Korban suci apapun yang dilakukan tanpa mempedulikan petunjuk kitab
suci, tanpa membagikan praŝadam (makanan rohani). Tanpa mengucapkan
mantra-mantra Veda, tanpa memberi sumbangan kepada para pendeta dan
tanpa kepercayaan dianggap korban suci dalam sifat kebodohan’
Pada ŝloka di atas menjelaskan ada tiga pembagian Yajña dilihat dari kualitasnya
yaitu:
1) Tāmasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan tanpa mengindahkan petunjuk-
petunjuk śāstra, mantra, kidung suci, dakṣiṇa dan ŝraddhā.
2) Rājasika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan hasilnya
dan bersīfat pamer.
3) Sāttwika Yajña adalah Yajña yang dilaksanakan berdasarkan śraddhā, lascarya,
śāstra agama, dakṣiṇa, anasewa, nāsmita.
Untuk mewujudkan pelaksanaan Yajña yang sāttwika, ada tujuh syarat yang wajib
untuk dilaksanakan sebagai berikut:
1) Śraddhā artinya melaksanakan Yajña dengan penuh keyakinan.
2) Lascarya artinya melaksanakan Yajña dengan penuh keikhlasan.
3) Śāstra yaitu melaksanakan Yajña dengan berdasarkan sumber śāstra yaitu śruti,
smŗti, śila, ācāra, ātmanastuṣṭi.
4) Dakṣiṇa adalah pelaksanaan Yajña dengan sarana upacara (benda atau uang).
5) Mantra dan Gītā adalah pelaksanaan Yajña dengan Mantra dan melantunkan lagu-
lagu suci/kidung untuk pemujaan.
6) Annasewa, Adalah Yajña yang dilaksanakan dengan persembahan makan kepada
para tamu yang menghadiri upcara (Atithi Yajña).
7) Nāsmita adalah Yajña yang dilaksanakan dengan tujuan bukan untuk memamerkan
kemewahan dan kekayaan.
Tinggi rendahnya kualitas suatu Yajña atau persembahan sepenuhnya tergantung
pada ketulusan pikiran, karena banyak sedikitnya harta benda serta kemewahan yang
ditampilkan dalam ber-Yajña bukan merupakan jaminan yang mutlak berhasilnya
sebuah Yajña yang dilakukan oleh seseorang. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan Yajña, hendaknya dapat dijadikan pedoman serta dipahami untuk
dilaksanakan dalam kehidupan beragama seperti:
1) Keyakinan atau śraddhā
2) Ketulusan hati.
3) Kesucian.
4) Berpedoman pada śāstra Agama.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 15