Page 65 - e-Modul praktikum dietik penyakit tidak menular
P. 65

b.  8  –  16  jam  kemudian,  jumlah  energi  per  milliliter

       ditingkatkan menjadi 1 kkal /ml dengan kecepatan yang sama.
       c. 16 – 24 jam kemudian, apabila tidak kembung dan muntah,
       energi ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dengan kecepatan 50 –
       75  ml/menit.  di  atas  24  jam  bila  tidak  ada  keluhan,  kecepatan
       pemberian makanan dinaikkan sampai dengan 100 ml/menit.
       d. Apabila ada keluhan kembung dan mual, AGGS dan makanan
       cair  penuh  diberikan  dalam  keadaan  dingin.  Apabila  muntah,
       pemberian makanan diberhentikan selama 2 jam.
       Komposisi cairan AGGS adalah:
       a. Air 200 ml
       b. Gula/ sirup 25 g/30 ml
       c. Garam dapur 2g/ 2bks
       d. Soda kue 1g/ 1 bks
       2. Diet luka bakar II
       Diet luka bakar II merupakan perpindahan dari diet luka bakar I
       yaitu  diberikan  segera  setelah  pasien  mampu  menerima  cairan
       AGGS dan makanan cair penuh dengan nilai energi 1 kkal/ml,
       serta sirkulasi cairan tubuh normal.

       Cara pemberian diet luka bakar II:
       a.  Bentuk  makanan  disesuaikan  dengan  kemampuan  pasien,
       dapat berbentuk cair, saring, lumat, lunak atau biasa
       b. Cairan AGGS diberikan tidak terbatas
       c. Bila diberikan dalam bentuk cair, frekuensi pemberian 8 kali
       sehari,  volume  setiap  kali  pemberian  disesuaikan  dengan
       kemampuan pasien, maksimal 350 ml
       d. Bila diberikan dalam bentuk saring, frekuensi pemberian 3 – 4
       kali  sehari  dan  dapat  dikombinasikan  fengan  makanan  cair
       penuh untuk memenuhi kebutuhan gizi
       e.  Bila  diberikan  dalam  bentuk  lunak  atau  biasa,  frekuensi
       pemberian  disesuaikan  dengan  kemampuan  pasien  sehingga
       asupan zat gizi terpenuhi

                                                            JURUSAN GIZI
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70