Page 154 - Buku 11 BUKU PINTAR FIKIH, AKHLAK DAN ADAB
P. 154
hendak ia lakukan, berusaha mencari keridha-
annya dalam setiap amalannya, bersungguh-
sungguh dalam meng-hormatinya, serta
mendekatkan diri kepada Allah dengan
melayaninya. Hendaknya ia mengetahui bahwa
kerendahan dirinya di hadapan gurunya adalah
kemuliaannya, ketundukannya adalah kehor-
matannya, dan kerendahan hatinya adalah sebab
ketinggiannya.
4) Seorang murid hendaknya memandang gurunya
dengan penuh penghormatan dan pengagungan
serta meyakini bahwa gurunya memiliki derajat
kesempurnaan, karena hal itu lebih mendekat-
kannya kepada manfaat dari ilmu gurunya.
Abu Yusuf berkata: Aku mendengar para ulama
salaf berkata, "Barang siapa yang tidak
meyakini keagungan gurunya, maka ia tidak
akan sukses."
Oleh karena itu, seorang murid tidak boleh
berbicara kepada gurunya dengan kata ganti
langsung seperti "kamu" atau memanggilnya
dengan namanya, tetapi hendaknya ia berkata:
"Wahai tuanku" atau "Wahai guruku." Bahkan
ketika menyebut gurunya di saat tidak hadir, ia
tidak boleh menyebut namanya begitu saja,
melainkan harus menambah kata-kata yang
menunjukkan penghormatan, seperti: "Guru
kami berkata demikian," atau "Syeikh kami
154

