Page 47 - Buku 5 Biografi Khulafa Rasyidun
P. 47
Umar kemudian berdiri di depan kaum Muslimin sebagai
Amirul Mukminin, dengan mengenakan pakaian yang terdapat
dua belas tambalan, padahal baitul mal ada di tangannya.
Namun, ia merasa Allah „Azza wa Jalla mengawasinya, maka
beliau pun menjaga diri dengan sangat hati-hati agar tidak
menyentuh harta kaum Muslimin, dan hanya menerima gaji
yang cukup untuk makanan keluarganya serta biaya untuk
ibadah haji atau umrah. Suatu hari, sebuah delegasi dari Persia
datang dan bertanya, "Di mana Amirul Mukminin?" Mereka
diarahkan kepada Umar, yang saat itu sedang tidur di atas tanah
berbantalkan tangannya tanpa pengawalan atau senjata. Mereka
melihatnya dan berkata:
ِ
« رمع اي تمنف تنمَ أف تح لدعفف تمَ كح »
ح َ
َ
َُ َ َ ح َ َ َ َ َ
ُ
َ
َ ح َ
"Engkau telah memerintah dengan adil, sehingga tercipta
kedamaian, dan kini kau bisa tidur dengan tenang, wahai
Umar."
Umar juga merupakan orang yang mengirimkan pasukan
Muslim untuk membuka Syam dan menerima kunci Baitul
Maqdis. Ia berangkat dari Madinah dengan mengenakan jubah
yang penuh tambalan, menunggangi keledai atau unta, bersama
pelayannya, Aslam.
Saat perjalanan terasa berat bagi Aslam, Umar berkata, "Wahai
Aslam, biar aku yang naik sebentar, lalu kamu naik
bergantian." Mereka saling bergantian naik hingga hampir tiba
di Baitul Maqdis. Saat mereka melewati jalan berlumpur,
Aslam berkata, "Aku akan turun, dan biarkan Engkau yang
naik, wahai Amirul Mukminin." Namun Umar menolak dan
tetap mempersilakan Aslam untuk naik, sementara ia sendiri
berjalan.
36

