Page 114 - ANAK KOS DODOL
P. 114

Aku  tak  luput.  Saat  kunjungan  ke  kantor  pak  lurah,  aku  mengenakan  rok  baru.  Awalnya  sih
               biasa, pedeku makin naik karena memakainya. Rok bunga-bunga ini cantik sekali! Warnanya
               serasi dengan jaket almamater kampus warnanya nggak banget itu *hehe. Anak-anak posko lain
               ramai-ramai  memujiku.  ''beli  rok  dimana  wi?  Keren  banget!''  celetuk  airin  memegang  rokku
               dengan mupeng.


               Aku hanya senyum-senyum ge-er campur geli. Hahaha belum tahuu dia.



               Tapi pas kembali ke posko, terjadi keanehan. Duh, paha dan kakiku kok gatal-gatal ya? Cepat-
               cepat aku lepas rok baru dan menggaruk-garuk kakiku tak henti di kamar. Akhirnya aku nitip
               dibelikan singgih bedak talk anti gatal untuk meredakan gatal yang menyiksaku seharian.



               Tawa  meledak  di  posko  sore  itu.  ''gak  dicuci  dulu  sih  jarahannya!  Rok  itu  kan kotor  banget,
               berdebu karena disimpan di kardus!'' olok agung.




               ''cewek kok pemalas!'' goda jumbo.



               Aku tersipu-sipu, memang sih. Rok itu langsung aku pakai tanpa dicuci lagi. Hehe namanya saja
               pemalas akut.




               ''jangan-jangan bukan cuma karena tak dicuci, tapi karena kita mengambil barang yang bukan
               hak kita!'' celetuk margo dengan muka serius. Kami mengingat-ingat beberapa kejadian ajaib di
               posko. Iya, ya benar juga kata anak banyumas ini tumbem dia pinter, hehe.



               Ada  saja  kejadian  aneh  sejak  kami  mengambil  baju.  Ucup  kehilangan  celana  yang  dijemur.
               Agung dan kristin kelunturan. Aku? Gatal-gatal. Semua berhubungan dengan baju sumbangan
               itu. Mungkin hannya kebetulan. Tapi, tetap saja aneeh gila!
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119