Page 112 - ANAK KOS DODOL
P. 112
So, aku ngancem anak-anak untuk menyumbang baju apa saja. Kalau nggak, aku bakal
menyantroni baju-baju cantik di meja setrika pak say dan tanpa ampun menyumbangkannya buat
bazaar murah, hihihi. Ancamanku ampuh, tuh cewek-cewek heboh membongkar isi lemari dan
memberikannya biat disumbang. Daripada baju bagusnya melayang? Hihihi. Saking
dermawannya, celana dalam butut disumbangin! Hiiy, dasar dodol!
Teman sekelompoku tak kalah semangatnya. Mereka berkeliling menyatroni rumah kenalan
mereka buat meminta baju. Bahkan, si ucup sampai pulang ke klaten sana buat mengumpulkan
baju bekas di lingkungan rumah nya. Hehe seru banget ya. Alhamdulillah, sebelum
keberangkatan kami berhasil mengumpulkan sepuluh kardus pakaian lho! Jauh dari target kami
semula yang hanya lima kardus! Yippie!
Akhirnya hari H tiba juga. Dengan bis kampus, rombongan peserta KKN meninggalkan kota
djokdja dengan wajah berurai air mata hiks.. Hiks.. *duile segitunya, kayak mo ke mana aja!
Kami membawa setumpuk tas berisi pakaian dan cemilan aneka rasa *wajib itu, sejumlah dana
dan.. Tentu saja seabrek pakaian bekas! Kayak rombongan transmigrasi deh. Seru hehe.
Beberapa hari didusun, kami mulai betah. Syukurlah, lokasi KKNku nggak begitu jauh dari kota
tidak parah kayak lokasinya sasha dulu hihi... Memang itu sih tergantung amal ibadah masing-
masing orang yak! Hahaha.
Setiap sore, kelompokku mengadakan bimbingan belajar untuk anak-anak dusun. Aku mengajar
bahasa, agung matematika dan ipa, kritis mengajar anak SMP. Semua kebagian tugas.
Menyenangkan, apalagi aku belum pernah mengajar. Satu-satunya muridku adalah adik
bungsuku dirumah dulu. Ia lancar membaca dan menulis dengan metode tangan besi yang
kupraktekkan. Jadi, tiap belajar dilengkapi cambuk dan dselingi jeritan histeris adikku gitu deh.
Hehehe... Nggaklah , mau dicambuk sama mamaku?
Anak-anak itu sangat antusias belajar. Bahkan saat hujan pun mereka tetap datang dan
berkumpul di rumah pak kadus! Gila! kalau sedang capek dan malas ngajar, anak-anak KKN
malah menghasut mereka buat main disungai atau main petak umpet saja. Dasar guru dodol!
Supaya nggak bosan, kadang kami mengadakan lomba cerdas cermat gitu deh dengan hadiah
sederhana dari kocek kami.