Page 17 - hujan
P. 17

”Apanya  yang  berlebihan?  Sepuluh  tahun  terakhir  kita  sudah  mengalami  krisis

                air bersih. Catat, enam puluh persen penduduk bumi kesulit an mendapatkan air

                bersih.  Itu  berarti  enam  miliar  orang,  dan  terus  bertambah.  Di  negara  tertentu,
                air  bersih  me micu  perang  saudara.  Catat,  kita  juga  terus  mengalami  krisis  energi

                sejak   sumber    energi   fosil   habis.   Tambahkan    krisis   pangan,   jutaan   hektar

                gandum,     padi,   jagung   harus   ditanam   untuk   me menuhi     ke butuhan    sepuluh
                miliar   mulut   manusia.   Ini   kabar   buruk.   Bumi   me miliki   daya   tampung.   Jika

                manusia terus ber kembang biak, kita akan punya masalah serius.”

                  Lail memperhatikan televisi di dinding seberangnya, men dongak. Sambil mulai
                menghabiskan cokelat panasnya.

                  Enam    jam   lalu,   di   belahan   dunia   yang   jauh,   telah   lahir   bayi   yang   menjadi

                penduduk  bumi  kesepuluh  miliar.  Berita  besar  bagi  dunia—meski  sebenarnya
                banyak yang tidak peduli, menganggap nya biasa saja. Sebagian besar penumpang

                di dalam kapsul me milih sibuk dengan gadget masing-masing.

                  ” Tapi  dua  puluh  tahun  terakhir,  bukankah  pemerintahan  se luruh  dunia  telah
                melakukan berbagai cara untuk menahan laju pertumbuhan penduduk?”

                  ” Iya, mereka telah melakukannya,” narasumber dengan pakaian rapi memotong

                lagi  kalimat  pembawa  acara.  ” Berbagai  konferensi  tingkat  tinggi  telah  dilakukan.
                Tapi    itu   tidak   efektif.   Tiongkok,   India,   Indonesia,   Brasil,   Pakistan,   dan

                Bangladesh,  empat  puluh  tahun  terakhir  tumbuh  sangat  cepat.  Manusia  tidak

                seperti   populasi   hewan     yang   bisa   dikontrol—yeah,     dengan    segala   respek.

                Tiongkok  misalnya,  rezim  sekuat  itu  bahkan  terpaksa  mengubah  kebijakan  satu
                bayi untuk setiap keluarga.”

                  ” Lantas apa solusinya jika itu kabar buruk?” kali ini pembawa acara memotong.
                  Narasumber  tertawa.  ” Kamu  tidak  akan  suka  mendengarnya.  Juga  pemirsa  di

                rumah, pendapat saya selalu dibenci banyak orang.”

                  Pembawa  acara  ikut  tertawa.  ”Saya  tahu  itu.  Tapi  ini  pagi  yang  spesial.  Kabar

                bahagia    bagi   seluruh   dunia.   Pemirsa    mungkin     akan   memaafkan      satu-dua
                kalimat sarkastis dari Anda, Profesor. Apa solusinya?”

                  Narasumber       memperbaiki      posisi   duduknya.     ”My    friend,   de ngan   segala
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22