Page 5 - Sinar Tani Edisi 4022
P. 5

5
                                                                                      edisi 17 - 23 Januari 2024  |  No. 4022  Tahun LIV
          Basmi Tikus Sawah,







          ini saran ahli Proteksi Tanaman








             Tikus sawah dengan nama Ratus
             argentiventer menjadi hama tanaman
             padi yang sulit diatasi. Kecepatan
             perkembangbiakannya dan dampak
             merusak yang tinggi pada tanaman
             membuatnya menjadi ancaman konstan
             bagi pertanian.




                    arahnya, serangan tikus       Sebaliknya,      penggunaan
                    ini tak hanya terjadi pada   rodentisida  non-toksik  seperti
                    sejak mulai pertanaman     Rodol dari hasil uji coba di
                    hingga   masa   panen,     IPB   University  kurang  efektif,
                    sehingga menyebabkan       karena kurang diminati tikus.
       Pkerusakan                 tanaman      Umumnya,     menurut    Swastiko,
          yang signifikan. Berbagai cara pun   petani menggunakan rodentisida
          dilakukan petani untuk mengatasi     sebagai umpan beracun, bahkan
          hama pengerat tersebut. Paling       mengkreasikan dari tumbuhan
          penting yang  perlu  petani  lakukan   beracun.
          adalah manajemen hama tikus.            Meski memberikan dukungan
             Dosen Proteksi Tanaman IPB        kreasi petani ini, ia menilai cara
          University, Swastiko Priyambodo      ini juga tetap tidak efektif. Bahkan
          mengungkapkan,      tikus   telah    ia  mengimbau  agar  petani  tetap
          menjadi hama padi sejak zaman        waspada    terhadap   rodentisida
          dahulu. Bahkan dalam relief Candi    ilegal, yang sangat toksik dan
          Borobudur, tergambarkan hama         berbahaya bagi konsumen dan
          tersebut.   Terdapat    beberapa     petani. “Meskipun harganya murah
          spesies tikus yang biasa dikenal     dan terbukti ampuh, penggunaan
          dan menjadi hama, serta sumber       sembarangan sebaiknya dihindari,”
          penyakit (reservoir) bagi manusia.   tegasnya.
          Diantaranya, tikus rumah (Rattus
          tanezumi), tikus pohon (Rattus          Kultur Teknis
          tiomanicus), tikus sawah (Rattus        Dalam     manajemen      tikus,
          argentiventer), tikus got (Rattus    Swastiko     menjelaskan     tiga
          norvegicus),  dan  tikus  ladang     kata   kunci   krusial.  Pertama,
          (Rattus exulans).                    keterpaduan   berbagai   metode
             Pakar rodensia IPB University     pengendalian, mulai dari sanitasi,
          mengatakan,    keberadaan   tikus    kultur teknis, fisik, mekanis, biologi,
          dapat dicegah dan diatasi dengan     hingga kimia, yang dipadukan
          beberapa cara. Pengendalian tikus    secara     kompatibel.    Kedua,
          pada suatu habitat dapat dilakukan   pentingnya  kebersamaan  dalam
          melalui  pendekatan  pengelolaan     upaya    pengendalian    populasi
          tikus terpadu (integrated rodent     hama tikus sawah. Ketiga, prinsip
          management)     yang    dilakukan    keberlanjutan, yang menandakan
          secara kontinyu dan konsisten. Dari   bahwa upaya pengendalian harus
          mulai pengelolaan sanitasi dengan    terus dilakukan setiap musim
          program  pembersihan  lingkungan     tanam.
          secara rutin hingga pengendalian        Dalam     manajemen      tikus,
          kimiawi atau rodentisida.            metode    fisik   atau   mekanis
             “Pemberian     bahan     kimia    dapat    ditingkatkan    dengan
          racun dapat mematikan ataupun        mengintegrasikan        teknologi
          mengganggu       aktivitas  tikus    terkini seperti  Internet of Things                                                                      IRRI
          dalam makan, minum, kopulasi,        (IoT). “Aplikasi handphone dapat
          dan    reproduksi,”   tambahnya.     mendeteksi    perangkap     yang
          Pengendalian    kimia    ungkap      berhasil    menangkap      tikus,”   budidaya    lainnya    mencakup      dan lainnya. “Manajemen tikus
          Swastiko juga dapat menggunakan      katanya.                             tumpangsari   padi   gogo    dan     melibatkan tiga faktor penting yakni
          teknik  fumigasi,  bahan    kimia       Namun, ia mencatat biaya          palawija atau pohon buah, sistem     ekologi, ekonomi dan sosiokultural.
          penolak   dan   pemandul    tikus.   operasional   cenderung    tinggi,   jajar legowo, serta tanam padi       Selain   memperhatikan     aspek
          Termasuk menggunakan patogen         berbeda   dengan    pengendalian     serempak pada area sawah.            lingkungan dan biaya, pengendalian
          tikus   seperti  virus,   bakteri,   hayati   menggunakan      musuh         Selain itu, Swastiko menyoroti    hama  tikus  juga  harus  mampu
          nematoda, cacing pita dan protozoa   alami seperti Tyto alba, musang,     pentingnya sanitasi atau kebersihan   memberikan dampak sosial positif
          yang dapat mengganggu proses         garangan, dan ular tikus yang lebih   lingkungan    sebagai     upaya     bagi masyarakat,” tuturnya.
          fisiologis hingga membunuh tikus.    ekonomis.   Karenanya,  Swastiko     manajemen lainnya. Lingkungan           Pengendalian    hama     tikus
             “Manajemen      tikus   tanpa     menyarankan alternatif dengan        yang bersih dapat mengurangi         memerlukan    peran    aktif  dan
          bahan kimia beracun sering kali      mengadopsi pendekatan kultur         daya tarik bagi tikus, menciptakan   kerjasama petani/kelompok tani
          melibatkan    protozoa,   namun      teknis. Misalnya, penggunaan trap    kondisi yang tidak menguntungkan     serta tokoh masyarakat dan harus
          penerapannya      di    lapangan     crop dan sistem push-pull repellent   bagi hama tersebut.                 dilakukan terus menerus mulai
          seringkali kompleks dan mahal,”      sebagai solusi untuk mengelola          Sanitasi lingkungan bertujuan     pratanam     hingga    menjelang
          ujarnya. Meskipun efektif, Swastiko   populasi tikus.                     untuk membuat tempat tikus           panen    dengan    menggunakan
          menilai, metode ini terkadang kalah     Sayangnya, menurutnya, kedua      tidak nyaman karena tikus tidak      berbagai teknik secara terpadu.
          bersaing dengan rodentisida kimia    metode    tersebut  tidak  dapat     menyukai kondisi lingkungan yang     Pengelolaan hama tikus penting
          yang lebih terjangkau dan mudah      digabungkan dalam hamparan           bersih. Lokasi yang dibersihkan      dilakukan sebelum periode siklus
          ditemukan.                           padi. Sebagai alternatif, metode     adalah saluran pematang, tanggul     perkembangbiakannya. Gsh/yul
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10