Page 8 - Buku Kalkulus Variasi
P. 8

Pendahuluan


                             Dalam  Fisika,  peranan  kalkulus  sebagai  salah  satu  alat  untuk


                        menggambarkan  dinamika  dari  suatu  sistem  memiliki  peranan  yang

                        sangat  penting.  Penerapannya  dalam  menggambarkan  hukum  gerak


                        Newton  misalnya,  melibatkan  posisi   ⃗  yang  secara  eksplisit  dinyatakan


                        sebagai  fungsi  dari  waktu  dan  memenuhi  persamaan  diferensial  yang


                        sudah  kita  kenal.  Jelas,  pada  dasarnya  persamaan  gerak  Newton

                        digunakan  untuk  menentukan  pola  lintasan  dari  suatu  benda  akibat


                        kendala yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja padanya.


                             Hukum  Newton  pada  dasarnya  merupakan  hukum  empirik  yang

                        diperoleh  berdasarkan  pengalaman  sehari-hari.  Secara  matematika,


                        persamaan gerak Newton bagi sistem konservatif dapat diturunkan dari


                        suatu prinsip yang  lebih umum yang  dikenal sebagai  prinsip Hamilton,


                        atau  dikenal  juga  sebagai  prinsip  variasi,  melalui  pendefinisian  ”aksi”

                        yang merupakan sebuah ”fungsional” berbentuk integral:


                                 ∫  (       )                                                       (1)
                                          ̇


                                                                                        ̇
                             dengan  L  merupakan  suatu  fungsi  dari  kecepatan                  dan

                        posisi  r  ,  yang  notabene  adalah  fungsi  dari  waktu.  Dalam  prinsip  ini,


                        persamaan  dinamika  Newton  terkait  dapat  diturunkan  dengan  mencari


                        ekstremal  dari  fungsional  aksi,  yakni  dengan  melakukan  ”variasi”

                        terhadapnya sedemikian rupa sehingga:


                                                                                                    (2)










                                                                                                                    4
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13