Page 26 - VETNESIA EDISI 30
P. 26
OPINI SEJAWAT
Tahun ini merupakan tahun kedua bagi kita merayakan hari raya idul
adha ditengah kondisi pandemi. Tentu tidak akan berbeda banyak.
Lebaran kali ini akan tetap menerapkan prokes dengan melarang
penyembelihan hewan kurban di area zona merah covid19.
Pelaksanaan penyembelihan hanya diperbolehkan di zona hijau dan
bisa juga dialihkan ke Rumah Potong Hewan (RPH).
"
Pentingnya Konsistensi
Good Slaughter
Practice di RPH
Oleh : Drh. Moh Vicky Indra Pradicta
Penulis adalah Quality Assurance/Control Supervisor di SAF INDONUSA.
berbeda. Dalam implementasinya
RPH kurang menerapkan kaidah
dan standar GSP. Seringkali hanya
mempertimbangkan akses, lokasi Sumber : https://similarpng.com/
dan struktur bangunan saja.
Padahal penerapan GSP tidak pangan "safe food from farm to the
hanya menyangkut urusan table", maka seluruh rantai pangan
konstruksi bangunan saja tetapi baik dari tahapan yang paling awal
juga termasuk personal higiene, yaitu beternak sampai dikonsumsi
transportasi, fasilitas sanitasi dan oleh masyarakat wajib dijaga
peralatan. keamanannya.
Banyak contoh minimnya Jika kita ingin benarbenar
konsistensi dalam implementasi menerapkan GSP di RPH, banyak
good slaughtering practices di hal yang harus diperbaiki. Paling
RPH. Contoh sederhana adalah sederhana bisa dimulai dari
coba lihat kondisi lantai di area peralatan yang digunakan.
penyembelihan, sudah dibentuk Seluruh alat yang kontak
curving pada pertemuan sudut dengan daging harus terbuat dari
Tentunya hal ini merupakan antar dinding tidak? Jawabannya bahan stainless steel. Hal ini tentu
pertanda baik. Karena RPH sudah mungkin belum. Padahal curving bertujuan untuk mencegah
sangat berpengalaman dalam ini cukup krusial perannya dalam terjadinya korosi atau karatan.
proses penyembelihan hewan mencegah deposit dan Selain itu juga dapat dengan
ternak. Tetapi jangan sampai memudahkan sanitasi. Tetapi mudah dibersihkan dan disanitasi.
pemotongan di RPH dapat menjadi banyak yang kurang Pisau yang akan digunakan
sumber penularan penyakit akibat memperhatikan. untuk memotong karkas dan
kurang perhatiannya terhadap Contoh lainnya yaitu seluruh daging harus disterilisasi sebelum
higiene dan sanitasi. Oleh karena personil dan petugas RPH tidak digunakan. Metodenya bisa
itu disinilah pentingnya konsistensi menggunakan hand gloves pada dengan cara merendam pisau
penerapan Good Slaughter saat handling daging. Entah kedalam air panas dengan suhu
Practices (GSP) di RPH. dikarenakan tidak ada SOP yang 82 C.
0
Sejatinya RPH dan industri jelas atau disebabkan Absennya tahapan sterilisasi
pangan memiliki persamaan. inkonsistensi personil. Padahal alat ini tentu dapat berisiko
Keduanya samasama memiliki tangan merupakan sumber menyebabkan terjadinya
prasyarat dasar dalam cara kontaminasi yang paling banyak. kontaminasi pada karkas dan
produksi yang baik. Bedanya Tentu hal ini dapat berisiko daging. Cemaran bakteri patogen
adalah food industry menerapkan terjadinya kontaminasi silang pada dapat masuk kedalam karkas dan
Good Manufacturing Practices produk. daging. Oleh karena itu penting
(GMP) atau ISO TS 220021 Contoh diatas merupakan agar kita melakukan sterilisasi alat
sedangkan RPH merujuk dalam sebagian kecil dari inkonsistensi sebelum digunakan.
Good Slaughtering Practices. dalam implementasi standar GSP Langkah kedua adalah
Sayangnya kondisi di di RPH. Padahal jika ingin meningkatkan personal hygiene
lapangan mungkin sedikit menganut konsep keamanan
Juli 2021 26