Page 12 - E-BOOK ZAT ADITIF
P. 12
PENDAHULUAN
ZAT ADITIF
Kita pasti sering membeli makanan instant setiap hari, misalnya kue-kue kering, keripik,
jelly, berbagai jenis permen, dan makanan ringan lainnya. Semua jenis makanan tersebut dapat
awet dalam waktu tertentu karena adanya suatu zat yang dapat mengawetkannya. Demikian pula
rasa dari makanan yang beraneka ragam karena adanya tambahan rasa yang diberikan ke dalam
makanan tersebut ketika proses pembuatan berlangsung. Saat ini banyak sekali makanan yang
dijual di pasaran dalam berbagai kemasan, dengan berbagai warna, rasa, aroma, tekstur, dan
bentuk. Hal ini berkat adanya kemajuan IPTEK yang ternyata juga berdampak pada kemajuan di
bidang industri makanan. Untuk menghasilkan makanan dengan berbagai variasi tersebut, perlu
ditambahkan bahan pada pengolahannya Bahan-bahan seperti itulah yang dinamakan bahan
tambahan pangan atau zat aditif makanan. Karena, fungsinya hanya sebagai tambahan, maka
tentunya dalam penggunaannya ada batas ukurannya atau disebut batas ambang yang ditentukan
oleh Departemen Kesehatan yang harus ditaati oleh produsen makanan dan minuman dalam
kemasan, jika tidak akan membahayakan kesehatan kita. Perhatikan pada Gambar 1, bagaimana
pendapatmu tentang makanan dan minuman tersebut yang berwarna-warni? Apakah makanan dan
minuman tersebut nampak menarik? Apakah makanan dan minuman tersebut tergolong sehat?
Gambar.1 Makanan dan Minuman berwarna
Sumber: Dok.Kemendikbud
Gambar.2 Makanan dan Minuman berwarna
Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan zat aditif khususnya bahan pengawet
menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi zat aditif sintetis.
Banyaknya bahan zat aditif dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga
yang relatif murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan zat aditif yang berarti